
The Fog, Liquid Lokal Rasa USA
Mediabogor.com, Bogor – Setelah sebelumnya memberitakan berbagai komunitas rokok elektrik atau Vape yang sedang marak di Kota Hujan, kini mediabogor.com berhasil mewawancarai salah seorang produsen Liquid Vape atau biasa disebut Brewer. Adalah Andrian Prasetia Widarma, pemuda asal Tanah Baru, Bogor Utara ini berhasil meramu cairan yang biasa digunakan untuk mengkonsumsi vape dengan aman dan rasa yang menarik. Berawal dari kebutuhannya terhadap liquid sebagai seorang Vaporian, Dionk, begitu sapaan akrabnya mencoba meramu berbagai bahan baku. “Dulu saya pakainya kan merk-merk ternama dari USA. Nah itu kan mahal ya, bisa kena Rp. 350 ribuan per botol. Saya perlu untuk vape satu minggu sebotol. Itu mahal juga. Nah, dari situlah saya mulai mencoba membuat untuk konsumsi pribadi saja,” terang ayah dari tiga anak tersebut pada mediabogor.com.
Namun kata dia, ternyata meracik liquid lebih sulit daripada membelinya. Beberapa kali dia melakukan percobaan, namun hasilnya belum maksimal bahkan gagal. “Jadi awal tu kan saya pakai merk yang saya suka rasanya. Jadi saya coba menegejar bahan-bahannya. Tapi ya gitu deh, jutaan rupiah malah hilang untuk tahap percobaan,” paparnya. Tak sampai di situ, Dionk pun terus mencoba meramu berbagai bahan. Tak tanggung-tanggung, dia pun rela melakukan transaksi dengan supplier bahan baku liquid dari Amerika Serikat. “Iya samapai import. Ternyata bahan liquid yang biasa dipakai itu ada beberapa merk. Berjuta-juta habis karena saya ngejar rasa dan berharap murah, ternyata gak murah juga,” kenangnya.
Setelah melakukan banyak riset, lanjut dia, akhirnya rasa liquid yang disukainya tercapai juga. “Ya walaupun gak sama, tapi sangat mendekati lah. Jadi liquid The Fog ini pakai nikotin 3 Mg per satu botol berkapasitas 30 ml, dan Alhamdulillah rasanya soft, gak ‘nyegak’. Enak sih kalau kata saya,” akunya. Awalnya pun, imbuh Dionk, dirinya sama sekali tidak berniat untuk menjual produknya tersebut kepada publik. Namun, kata dia, rekan-rekannya sesama penikmat vape menyukai liquid tersebut. “Awalnya sih saya gak mau jual, buat konsumsi sendiri saja. Tapi gak tahu kenapa temen-temen pada suka. Tapi kalau cuma diminta begitu saja kan saya rugi juga ya. Nah akhirnya temen saya bilang mau ganti ongkos produksinya saja. Tapi kok lama-lama malah banyak yang minta The Fog untuk dijual lagi. Ya sudah, saya mulai produksi untuk komersil sekitar bulan Maret 2015 dengan mengajak rekan saya, Yusnanda,” jelasnya.
Menurutnya saat ini, The Fog sudah bisa diproduksi sebanyak 80 botol per rasa. “Ya Alhamdulillah sekarang sih sudah 80 botol per rasa. Nah kita kan punya tiga rasa, Costumary Cheesecake, Cinnamon Apple Crisp, dan Wicked lady. InsyaAllah sih bulan depan kita mau bikin rasa baru yang gak kalah enak,” tambah Jebloan Universitas Pakuan ini. Selain itu kata dia, untuk mengejar anggaran produksi, saat ini The Fog liquid dibandrol Rp. 135 ribu per botol. “Kalau dibanding harga liquid lokal memang banyak yang bilang agak mahal, tapi kan saya buatnya gak sembarangan. Untuk rasa Costumary Cheesecake saya menggunakan delapan (8) lapis atau layer dengan 70 persen vegetable glycerin, dan 30 persennya essence. Jadi saya gak pakai Propylene Glycol sama sekali. Jadi rasanya keluar banget. Dan yang paling penting saya produksi dan jualan gak mau menyengsarakan orang dengan memberikan bahan yang asal-asaln,” imbuhnya. Walau sebenarnya dia ingin menjual di bawah harga tersebut, namun karena biaya produksinya cukup tinggi, maka lebih baik liquid nya dijadikan barang premium.
Dionk berharap, produk-produk liquid lokal seperti yang dibuatnya harus mengutamakan kesehatan konsumen dan tidak melulu harus untung 100%. “Jadi begini, penelitian di luar negeri mengatakan kalau vaping itu 90% aman, dan 10% lagi bagaimana kita memilih liquid dan merawat coil serta menggunakan kapas organik. Jadi bagi yang lain, coba perhatikan kesehatan konsumen. Karena usaha vape ini salah satu bentuk kampanye kesehatan untuk meninggalkan rokok konvensional. Jadi edukasi ya mesti dilakukan. Kalau liquid nya dari bahan asal-asalan, dan saat orang lain lagi nge-vape bareng coba diedukasi terus,” tutupnya. (BEN)
Berikan Komentar