
Warga Geruduk Kantor PT Rejo Sari Bumi Aneka Usaha Pertanian, Ini Penyebabnya
Mediabogor.co, BOGOR – Puluhan warga di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor menggeruduk Kantor PT Rejo Sari Bumi Aneka Usaha Pertanian (AUP) yang terletak di kaki gunung Salak, Tamansari, pada Jumat (25/5) sore.
Kedatangan mereka untuk meminta pertanggungjawaban pihak pengelola proyek pembangunan lapangan Golf akibat imbas luapan lumpur yang mengalir ke rumah warga.
Perwakilan warga yang juga Ketua RT01, RW12, Desa Sukamantri, Uka menceritakan, luapan air bercampur lumpur itu terjadi pada Kamis (25/5) kemarin, yang disebabkan adanya aktivitas cut and fil pembangunan lapangan golf di lahan PT Rejo Sari Bumi.
“Kejadian ini sudah dua kali, tetapi yang terparah kemarin, karena ketinggiannya sekitar 30 cm. Pokoknya material jalan itu tidak terlihat, apalagi drainase atau saluran air di wilayah kami semuanya tertutup lumpur,” kata Uka di sela pertemuan dengan pihak pengelola.
Uka menuturkan, imbas dari peristiwa itu setidaknya 5 rumah warga terendam luapan lumpur, termasuk rumahnya juga ikut terdampak hingga ke pangkalan ojek.
Bukan cuma di wilayahnya saja, sejumlah pemukiman di Desa Sukamantri, Sirnaglih dan Sukaharja, kata Uka, mengalami hal yang sama terkena dampak.
“Saya asli warga sini, dan selama tinggal di sini baru sekarang kejadian seperti ini. Jadi kedatangan kami ke sini berharap ada perhatian dari pihak pengelola, dan kami minta peristiwa tersebut tidak terulang,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris Camat Tamansari, Teguh mengatakan, berkumpulnya warga ini untuk menyampaikan aspirasi ke pihak pengelola pembangunan golf untuk meminta pertanggungjawaban atas peristiwa luapan lumpur yang terjadi pada Kamis sore.
“Jadi pada intinya, kemarin itu di sini hujan lebat dan saluran air yang tidak bisa menampung luapan lumpur, sehingga meluber dan tumpah atau mengalir ke pemukiman warga di dua desa, yakni Sukamantri dan Sirnagalih. Jadi kedatangan warga kami ke sini untuk meminta solusi kepada pihak pengelola supaya tidak terjadi lagi banjir di wilayahnya,” kata Teguh.
Dia menuturkan, dari peristiwa itu sedikitnya 7 rumah yang mengalami dampak cukup besar, 5 diantaranya warga Desa Sirnagalih dan 2 rumah di Desa Sukamantri. Ia berjanji, pihak pemerintah akan terus mengawal keinginan maupun aspirasi warganya yang terkena dampak hingga tuntas.
“Kami dari pemerintah hadir sebagai penengah, dan akan mengawal segala aspirasi yang diinginkan oleh masyarakat, agar aspirasi warga terakomodir dan proses pembangunan golf ini tetap berjalan,” ucapnya.
Sementara itu, pihak pengelola bagian Konsultan dan Kontruksi Pembangunan Golf, Bagus WK menjelaskan, dalam pertemuan ini ada 3 poin disepakati bersama, yaitu pertama alat berat yang selama ini beroperasi untuk sementara dihentikan dan alihkan ke tempat yang lebih aman.
Kemudian yang kedua, terkait isu pengadaan air bersih dan pihaknya mengaku sudah berencana untuk membuat bak air, namun hal itu memang belum terealisasi dan pihaknya secara teknik diserahkan ke aparatur wilayah setempat dalam hal ini kepala desa.
“Nah terkait teknik atau mekanisme mau diarahkan ke wilayah mana, kita serahkan kepada kepala desa, kita hanya menyiapkan bak air,” ujarnya.
Dan ketiga, kata Bagus, terkait kebutuhan warga dan pihaknya secara teknis akan berkoordinasi dengan kepala desa dan pemerintah kecamatan setempat. Misalnya kebutuhannya 20 maka akan disediakan sesuai dengan kebutuhan tersebut.
“Jadi tadi kita sudah mendata, dan secara teknis kita koordinasikan dengan kepala desa. Terkait apa yang akan kita berikan kita belum tahu, makanya kami akan turun dulu ke wilayah untuk melihat secara langsung dampak dari peristiwa ini,” pungkasnya. (Ery)
Berikan Komentar