Warga Desa Pabuaran Gelar Aksi Tolak Penutupan Jalan oleh BRIN, Ini Alasannya

Mediabogor.co, BOGOR – Puluhan warga di wilayah Desa Pabuaran Kecamatan Gunung Sindur menggelar aksi demo penolakan penutupan jalan, yang dilakukan oleh Badan Riset Nasional (BRIN) di perbatasan Bogor dan Tangerang Selatan (Tangsel).

Aksi ini yang ketiga kalinya digelar, buntut penutupan akses jalan warga yang mengarah ke Bogor maupun Tangerang Selatan, yang di klaim masuk zona vital milik BRIN.
“Orasi ini yang ketiga kali, jadi masyarakat khususnya warga gunsin termasuk Tangsel, karena kita perbatasan menolak keras adanya penutupan jalur provinsi maupun kabupaten,” ungkap Koordinator aksi yang juga tokoh Masyarakat Pabuaran, Piyan Suhendra kepada wartawan Kamis (18/4/2024)
Piyan menjelaskan, bahwa Ini ada dua jalan, satu jalur Kabupaten Bogor, satu jalur provinsi,  menolak keras adanya penutupan jalan tersebut dan sangat dirugikan.
“Jadi kita tetap bersikeras Brin atas penutupan jalan ini kita menolak, sampai kapanpun kita tetap bereaksi,” tegasnya.
Menurut Piyan, pihak BRIn mengklaim bahwa akses yang ditutup bagian dari tanahnya, padahal jauh sebelum adanya kantor tersebut jalan sudah ada digunakan warga sekitar.
“Sebenarnya Brin itu harus berkacamata dan dia harus menghargai sejarahnya,  sebelum Brin ini berdiri, ini ada namanya Puspitek, itu pusat penelitian ilmu dan teknologi.
Kalau Brin itu prematur baru, jadi sebelum Puspitek berdiri, jalan ini sudah ada, tapi mereka mengklaim daripada jalan milik dia itu salah besar.
“Artinya saya setuju kalau BRIN mengaku jalan ini milik negara saya setuju, tapi milik negara untuk diperuntukan jalan umum, tidak dimiliki,” ungkapnya.
Meskipun menurut Piyan, BRIN sudah membuat akses jalan lain tapi harus memutar jauh dengan kondisi lalu lintas yang padat setiap harinya.
“Kalau jalan itu dirasa tidak efektif, satu melingkarinya terlalu luas dan jauh, kedua akses untuk lalu lalang khususnya warga Pabuaran gunsin tidak efektif,” keluhnya.
Selain itu sangat disayangkan di dalam BRIN ini ada rumah karyawan BRIN, asal pekerja rumah tangganya banyak dari Pabuaran, kalau lewat untuk membantu orang BRIN saja harus naik pagar.
“Itu sudah tidak layak, artinya Brin ini kalau saya lihat memang bertindak tidak koordinasi dengan warga, tak ada sosialisasinya, dan kalau memang Brin mengakui ini tanah bagian miliknya ya tolong dibuktikan surat-suratnya,” jelasnya.
Dirinya memohon perwakilan dari BRIN atau pusat, keputusan ini warga tetap menuntut jalan ini harus dibuka dan menolak.
“Kita setuju armada berat dialihkan kita setuju, tapi kalau mobil pribadi, motor, itu dikasih lewat juga,” kata Piyan.
Namun Brin sempat beralasan ada getaran mengganggu radius didalam, itu dirasa bukan alasan yang tepat.
“Artinya kalau memang itu berbahaya mestinya pemerintah kaji ulang, jangan sampai ada kejadian seperti Plumpang warga yang jadi korban,”pungkasnya (sir)

Berita Terkait

Berikan Komentar