Wali Kota Bogor Minta Dinkes Buat Survey Perokok

mediabogor.com, Bogor – Dalam penyusunan kebijakan dan regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) ada beberapa hal yang disarankan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiyarto. Hal itu yakni political will, legal instrument, dukungan komunitas, dan international networking.

Point di atas disampaikan Bima saat memberikan presentasi di acara pelatihan peningkatan kapasitas daerah dalam penyusunan kebijakan dan regulasi KTR yang diselenggarakan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI di Salak Padjajaran Hotel, Jl. Padjajaran, Kota Bogor pada Rabu (8/5/2019) kemarin.

Menurut Bima, political will yang dimaksud yaitu kepala daerah, dewan, dan tokoh masyarakat. “Itu dulu. Kalau di situnya tidak kuat, ga bisa. Kedua, legal instrument. Kita punya perangkat hukum di sini. Untuk kontek ini perlu kita berkoordinasi dengan provinsi dan pusat. Karena kita membangun bukan hanya untuk sekarang tapi membangun untuk generasi yang akan datang,” kata Bima.

Ketiga, lanjutnya, dukungan komunitas dan keempat, international networking. Yang perlu diambil pelajaran adalah bagaimana membuat langkah-langkah yang lebih kreatif untuk bergerak di sektor kreatif dan prefentif. Bukan di arena yang represif saja.

“Semua langkah, program, kebijakan, kampanye, harus didasarkan pada desain data yang solid dan kokoh. Itu PR bagi kita semua yang menurut saya masih lemah. Karena itu, saya meminta kepada Dinkes bekerjasama dengan The Union untuk segera membuat desain survey di Kota Bogor. Survey itu sangat penting sebagai base line kita untuk mengetahui perokok di Kota Bogor itu berapa, usia berapa, mulai dari umur berapa, membeli rokoknya di mana, terpengaruhnya oleh apa? Kalau ga ada pegangan data setiap tahun kita hanya akan bergerak pada level normatif saja,” ungkapnya.

Menanggapi desain survey yang diusulkan Wali Kota Bogor, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bogor, Rubaeah mengatakan, pihaknya akan melakukan riset bekerjasama dengan tim riset dari Jakarta dan Tobaco Community.

Riset ini, untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan seperti usia perokok berapa, lalu hubungannya dengan penyakit tidak menular apa, apakah angka-angkanya berubah atau tidak? Sehingga ada data yang bisa menjadi acuan untuk bergerak.

“Kita bekerjasama dengan The Union dan No TC Bogor. Jadi, yang melakukan riset itu, tim independent dari luar. Kita hanya mengarahkan sesuai data dan kebutuhan. Bahannya sudah ada dan akan dilakukan di tahun ini,” pungkasnya. (*/dy)

Berita Terkait

Berikan Komentar