
Walau Digusur Zaman, Kakek Tukang Becak Ini Tak Pernah Demo
mediabogor.com, Bogor – Di tengah hiruk – pikuk dan perdebatan antara antara ojeg online dan angkutan umum yang mengeluhkan pendapatan mereka yang menurun, namun Sarip, kakek bercucu tiga dan sudah memiliki buyut ini tetap mensyukuri hasil keringatnya dari kayuhan becak. Meskipun dalam segi pendapatan jauh lebih kecil dibanding narik angkot dan menjadi driver online, Sarip tak pernah mengeluh kalau becaknya sudah ketinggalan zaman. Sedikit pun dia tak pernah memiliki niat untuk mogok narik, apalagi sampai demo.
“Ya intinya ya mah rezeki itu udah ada yang ngatur, punya langganannya masing jadi ga perlu takut,” ujarnya saat dihampiri mediabogor.com sambil asik duduk santai setelah menerima pelanggan, Selasa (21/3).
Sarip pun mengaku, tak ada alasan untuk tifak bersyukur, dan itulah yang membuat hidupnya selalu merasa lebih dari cukup.
“Untuk makan saja susah, apalagi untuk ngasih anak – istri aja lebih sulit, karena sehari aja hanya dapat Rp 15.000- 30.000 per hari. Tapi ya syukuri saja, iya gak?” katanya sambil tersenyum simpul.
Sementara itu, di tengah keriput kulit legamnya, Sarip biasa mengayuh besi tua sejak pukul 08.00 hingga petang. Bahkan jika belum ada pelanggan, Sarip dan pengayuh becak Bogor lainnya tak segan lembur hingga larut malam. “Ya, kita dalam bekerja tidak memakai mesin, melainkan hanya menggunakan tenaga fisik,” tutup kakek itu sambil merapihkan rambut putihnya. (AW/BEN)
Berikan Komentar