
Universitas Pakuan Wisuda 609 Lulusan
mediabogor.com, Bogor – Universitas Pakuan (Unpak) mewisuda 609 lulusannya pada gelombang pertama di Gedung Braja Mustika, Jalan Semeru Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Mereka yang diwisuda berasal dari Program Pascasarjana S3: 2 orang, S2: 41 orang, Fakultas Hukum 26 orang, Fakultas Ekonomi S1: 98 orang, Fakultas Ekonomi D3: 2 orang, FKIP 190 orang, FISIB: 57 orang, Fakultas Teknik: 26 orang, Fakultas MIPA S1: 164 orang, serta Fakultas MIPA D3: 3 orang.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Pakuan Bibin Rubini, mengatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang lahir dari kemajemukan. Menurut data BPS terdapat 1.158 bahasa daerah, 1.128 suku beragam sosial, etnis budaya dan agama. Kesadaran tentang kemajemukan sudah muncul sejak Republik Indonesia terbentuk dan digunakan oleh pendiri bangsa untuk mendesain kebudayaan bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika adalah merupakan hasil penggalian panjang para founding fathers dan didasarkan atas pertimbangan pluralitas masyarakat Indonesia. “Semboyan Bhinneka tunggal ika yang terdapat pada lambang negara merupakan karya besar yang tak ternilai, yang dapat mempersatukan bangsa yang majemuk ini,” ujarnya Rabu (22/17).
Selain itu, Lanjut Bibin, menegaskan bahwa kebhinnekaan itu untuk mempersatukan bangsa, meskipun saat ini tengah dalam ujian dan badai yang berat. Atas nama demokrasi rakyat boleh bicara sebebas-bebasnya sehingga sulit membedakan antara fakta dan hoax. Kini disadari atau tidak betapa rapuhnya kebhinnekaan. Kebhinnekaan yang sejatinya merupakan modal sosial dan politik negeri ini sekarang terkoyak oleh syahwat politik kekuasaan sekelompok manusia.
“Mencermati dinamika sosial dan politik yang berkembang di masyarakat baik melalui tayangan media elektronik maupun media cetak beberapa minggu terakhir ini sungguh sangat memprihatinkan, catatan aksi yang melukai kebhinnekaan cukup masif,” ucapnya.
Masih Kata Bibin, Fakta-fakta kekerasan atas nama ideologi yang terjadi saat ini tanpa disadari telah meruntuhkan nilai-nilai kebhinnekaan yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Bangsa ini masih perlu kerja keras dalam membangun nasionalisme dan toleransi dalam kebhinnekaan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan benteng kokoh yang merekatkan kerukunan dan pemersatu bangsa Indonesia. Jangan sampai nilai-nilai Pancasila tergerus bahkan hilang dari aspek kehidupan bangsa Indonesia karena pengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan perikehidupan masyarakat.
“Semakin tidak diamalkan nilai-nilai Pancasila ini dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka selama itu pula Indonesia akan diterpa konflik yang berpotensi memecah belah kerukunan dan persatuan bangsa,” terangnya.
Bibin meyakini, ditengah keberagaman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa merupakan Sunnatullah. Islam tidak memiliki masalah dengan kebhinnekaan, bahkan Islam membuat kebhinnekaan tersebut menjadi berkah. Allah SWT sendiri menciptakan manusia dengan keberagamannya baik bersuku-suku, agama dan bangsa. Bahkan Bibin mengutip ayat Al Quran dalam Surat al-Hujurat: 13: “Hai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sungguh orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha tahu lagi Maha Mengenal” pungksanya. (AW)
Berikan Komentar