
Sultan Kanoman Cirebon Ajak Pemkab Bogor Dukung Program Kampoeng Kurma Jonggol
Mediabogor.com, Bogor – Mencuatnya kabar bahwa di Kabupaten Bogor, tepatnya Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukamakmur, Jonggol ada sebuah penjualan kavling yang ditanami kebun kurma, rupanya membuat Sultan Kanoman Cirebon, Sultan Anom XII Pangeran Elang Mochamad Saladin tertarik untuk melihatnya sendiri. Menurutnya, keberadaan kurma di tanah tropis memang merupakan bukan hal baru, namun harus didukung. “Ini langkah tepat untuk menopang ekonomi, jadi harus didukung dong program Kampoeng Kurma Jonggol ini. Jadi, orang kan berpikir punya lahan kosong, tanam jati selama 20 tahun kemudian dipotong hasilnya jauh dari menjual buah Kurma yang baru ditanam 6 tahun. Satu kali panen saja hitungan maksimalnya bisa sampai Rp 90 juta. Nah kalau Kurma tahun ke 20 dengan 14 kali panen berarti berapa? Usia pohon Kurma itu bisa 90 tahun,” katanya saat ditemui mediabogor.com.
Dukungan yang dimaksud, lanjut dia, Pemerintah terkait yaitu Pemda Kabupaten Bogor harus mendukung upaya Kampoeng Kurma Jonggol memberdayakan masyarakat sekitar agar bisa berperan aktif memanfaatkan kurma. “Terutama pemerintahnya harus support. Karena jangan hanya melihat bahwa ada kebon Kurma di wilayahnya dan yang diuntungkan hanya pengusahanya, itu salah. Justru masyarakatnya yang akan diuntungkan, terutama dalam pengembangan ekonomi lingkungan. Yang jelas satu lingkungan dibuka maka akan ada kemajuan. Anggaplah kita membuka buka hutan yang tadinya tidak bermanfaat, akhirnya bisa bermanfaat, dan bahkan bisa menghidupi masyarakat sekitarnya,” tegas putra mendiang Sultan Anom XI Pangeran Raja Adipati Muhamamad Jalalludin itu.
Dia juga berharap, manajemen Kampoeng Kurma Jonggol dapat memperluas wilayah garapan karena pangsa pasar buah Kurma di Indonesia sangat bagus. “Artinya kalau lahan itu sudah dianggap habis, ya lebarkan lagi perluas lagi. Sebab begini, anggap lah kita mabil garis besarnya 90% itu muslim. Dan di dalam satu dekade bulan Ramadhan, dari 50% Umat Islam di Indonesia saja yang membeli dan mengkonsumsi 50 % aja itu udah berapa jiwa? Nah belum ditambah yang membuat olahan lain seperti Madu Kurma. Artinya kebutahan Indonesia cukup luar biasa, jadi saya menyakini bahwa kurma ini diantara bisnis yang cukup menarik dibanding dengan buah-buah yang lain,” jelasnya.
Namun demikian, kata dia, pengelolaan pohon Kurma haruss ditangani oleh tangan-tangan profesional. “Jadi pengelolaan kurma itu harus profesional. Gak bisa hanya sekedar iseng, supaya buah itu menjadi buah yang baik. Hasilnya menjadi maksimal, kalau hasilnya maksimal, tentu orang Islam semakin besar,” ungkapnya.
Mochamad Saladin juga memandang Kampoeng Kurma Jonggol yang menjual kavling yang ditanami pohon Kurma merupakan terobosan kreatif. “Tanggapannya positif, karena asumsinya kalau saya melihat, orang pengen punya kebon, dia berpikir harus membebaskan ratusan hektar, sekarang dengan cukup dengan kavling yang ada, dia bisa mempunyai kebon. Karena memang kavling ini kavling kebon. Dan ini mungkin ini saya baru melihat bahwa ada kavling yang bukan rumah, tapi pemiliknya kebun. Unik jadinya, dan yang menarik itu adalah kenapa baru sekarang, enggak dari dulu,” tutupnya dengan candaan. (BEN)
Berikan Komentar