
Semarak Helaran Seni Budaya di Hari Jadi Bogor ke-537
mediabogor.com, Bogor – Helaran seni budaya sebagai acara puncak Hari Jadi Bogor (HJB) ke-537 digelar Minggu (30/06/19) pagi. Helaran dimulai dari Balai Kota hingga jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, yang menjadi pusat panggung utama kegiatan.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Helaran rutin sebagai salah satu upaya pelestarian seni budaya ini, selalu berlangsung meriah. Ada sekitar 1.000 orang peserta dari 48 grup yang berasal dari instansi, sanggar dan komunitas termasuk dari kota dan kabupaten di Jawa Barat ikut berpartisipasi. Belum lagi ditambah dengan warga Kota Bogor maupun luar Kota Bogor yang menyaksikan.
Ketua Panitia HJB Ke-537, Achsin Prasetyo menuturkan, acara Helaran Seni Budaya Start di Balai Kota pukul 07.00 WIB, kemudian iring-iringan akan melewati jalan Jendral Sudirman dan finish di Air Mancur.
“Untuk titik kumpulnya semua peserta di eks Gedung DPRD Kota Bogor,” terangnya.
Tari-tarian (Tari Rampak Kendang Wanoja) akan membuka acara kemudian iring-iringan pawai akan diawali dengan penampilan Drum Band, kemudian diikuti Purna Paskibraka Indonesia (PPI), komunitas runners (pelari), iring-iringan pencak silat, sanggar Citra Budaya dan pasukan Baraya Kujang Pajajaran.
Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua DPRD dan pimpinan Muspida lainnya akan menunggangi kuda, kemudian diikuti istri-istrinya dengan menaiki delman. Tak ketinggalan kepala OPD, BUMD, pihak Bank dan karyawannya akan mengiringi dengan memakai pakaian adat nusantara.
Ada juga iring-iringan jampana dan pesta rakyat perwakilan dari 6 kecamatan melibatkan masyarakat perwakilan dari setiap kelurahan juga diikuti iring-iringan dari komunitas dan sanggar.
Achsin menerangkan, berdasarkan hasil evaluasi dan arahan dari Wali Kota Bogor bahwa untuk penyelenggaraan Helaran Seni Budaya harus mengedepankan kualitasnya bukan kuantitasnya.
“Jadi, peserta kami batasi pesertanya agar rangkaiannya tidak terlalu panjang,” katanya.
Untuk tahun ini, tidak diperkenankan menggunakan mobil hias. Akan tetapi masih ada iring-iringan kuda dan delman serta tari-tarian dari berbagai sanggar.
Mengenai rekayasa lalu lintas kata dia, sepanjang jalan Ir. H. Juanda tidak ada penutupan jalan dan Car Free Day (CFD) tetap dilaksanakan. Untuk pemasangan panggung utama berada di tengah jalan, tepatnya di jalan Jendral Sudirman atau depan Museum PETA. (*/d)
Berikan Komentar