
Rizki Rachman Brayen Ariel: Ambisi Untuk Berprestasi
Mediabogor.co, BOGOR – Brayen Ariel lahir pada tanggal 3 April 2002, di Bogor. Sejak kecil, Brayen tumbuh dengan keluarga yang sangat supporif dan santai tidak pernah ada dorongan apapun yang mengharuskan Brayen untuk meraih sebuah sesuatu meskipun begitu Brayen tetap tumbuh dengan jiwa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi, sikap tersebutlah yang membawa Brayen akhirnya mendapatkan juara kelas ketika ia duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar.
Pencapaian tersebut membuat Brayen menjadi seorang yang ambisius dan terus memiliki rasa penasaran akan sesuatu hal. Pencapaian pertama tersebut nampaknya membuat kedua orang tua Bayen memiliki ekspektasi akademis yang baik terhadapnya, sejak saat itu Brayen selalu berambisi untuk selalu menjadi yang terbaik.
Dorongan-dorongan kecil dari kedua orang tua Brayen mulai muncul namun meskipun begitu kedua orang tua Brayen merupakan sosok yang cukup supportive dan sangat fleksible terhadap apa yang dikerjakan oleh nya.
Pada masa-masa setalah itu Brayen terus tumbuh menjadi pribadi yang sangat berambisi dan menganarkannya untuk mengikuti beberapa ajang perlombaan ketika SMP dan SMA. Ketika masa SMA Brayen pernah sekali mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, hal itu yang juga menjadi pemantik bagi Brayen untuk akhirnya berkuliah di Departemen ITP Institut Pertanian Bogor ini. Perjalanan prestasi Brayen dimulai ketika ia masuk di tahun pertama kuliah, ia mulai menggali minat dan bakat nya dengan mengikuti berbagai organisasi mahasiswa yang ada di kampus seperti, Forum For Scientific Studies (FORCES), International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS LC IPB) serta IPB Debating Club (IDC) yang membuat Brayen terekspos pada jaringan internasional.
Berbekal dari pengalaman organisasi nya itu Brayen kemudian menemukan minat nya pada bidang scientific diplomacy dan membuat nya nyaman pada bubble internasional yang mengelilinya.
Sejak di tahun pertama kuliah Brayen sudah mendapatkan International Exposure yang cukup baik dengan bergabung nya ia pada organisasi-organisasi tersebut, hal ini lah yang juga menjadi bekal Brayen untuk mulai mencoba explore terkait konferensi-konferensi Internasional. Minat Brayen untuk melangkah pada bubble International sudah cukup tinggi terlebih ia juga merupakan mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) di ITP IPB.
Perjalanan Brayen mengikuti organisas-organisasi yang membenuk International Exposure ini mengantarkan nya mengikuti beberapa konferensi tingkat International seperti, ia pernah mengikuti konferensi di NTUMUN pada tahun 2023 dan meraih prestasi sebagai Best Position Paper untuk council Food and Agriculture Organization (FAO) selain itu Brayen juga pernah mengikuti ajang konferensi World Food Forum di Roma, Italia.
Brayen juga merupakan pribadi yang cukup visioner dan selalu menetapkan target disetiap kehidupannya. Berbekal berbagai pengalaman nya mengikuti lomba-lomba serta beberapa konferensi tingkat internasional akhirnya dapat mengantarkan Brayen menjadi juara pertama pada ajang lomba Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) di tahun 2023 yang diselenggarakan di Chicago, IL, USA.
Kesuksesan Brayen pada lomba tersebut tentunya berbekal dari masa kecil yang merupakan seorang yang memiliki sifat sangat ambisius dan selalu menerapkan sebuah target pencapaian di hidupnya.
Berawal dari melihat kakak tingkat nya ketika masih berkuliah di tahun pertama yang juga mengikuti lomba tersebut akhirnya Brayen juga memiliki tujuan untuk bisa mencapai apa yang dicapai oleh kakak tingkat nya itu.
Tumbuh menjadi pribadi yang ambisius cukup membentuk Brayen menjadi seorang pribadi yang selalu memiliki rasa ingin tahu.
Berbekal segala pengalam prestasi nya itu akhirnya Brayen bisa mendaptkan predikat sebagai mahasiswa berprestasi baik pada tingkat Departemen, Fakultas dan sampai Institusi. Meskipun begitu gelar mahasiswa berprestasi bagi ia merupakan sebuah pencapaian yang sebelumnya tidak ia harapkan.
Menjadi seorang mahasiswa berprestasi bukan hanya sekedar pengumpul prestasi semata, bagi ia menjadi seorang mahasiswa berprestasi di Kampus merupakan tentang bagaimana ia membentuk karakternya dan dapat ber value untuk orang lain.
Dibalik segala pencapaian prestasi nya Brayen juga mengalami kegagalan-kegagalan dalam hidupnya. Tak semua berjalan mulus seperti apa yang ia inginkan, ia juga sempat beberapa kali gagal dalam meraih semua pencapaian yang ingin diraihnya. Dalam perjalanan nya mendapatkan predikat sebagai mahasiswa berprestasi Brayen juga pernah mendapatkan 2x kegagalan untuk menjadi seorang mahasiswa berprestasi tersebut. Perasaan sedih dan marah dirasakan oleh Brayen kala itu namun ia sadar bahwa kehidupan pasti akan terus berjalan tidak hanya sampai di situ saja. Akhirnya Brayen terus mencoba dan mengantarkan ia beberapa kali menjadi mahasiswa berprestasi.
Tumbuh dalam dunia akademis yang mendapatkan International Exposure membuat Brayen juga terpacu untuk mengikuti beberapa program pertukaran pelajar ke luar negeri demi mendapatkan pengalaman yang lebih lagi serta mendapakan koneksi yang luas.
Dalam perjalanan nya mencapai target menjadi awardee student exchange Brayen juga pernah mengalami kegagalan. Ketika itu ia pernah gagal dalam tahap interview ketika ingin mengikuti program Indonesian Student Mobility Awards (IISMA), kegagalan tersebut sempat membuat Brayen berkecil hati dan menutup diri untuk mencoba hal-hal serupa kembali. Brayen sempat putus asa menerima kenyataan tersebut namun ia tahu bahwa kegagalan merupakan sebuah peluang untuk menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Penolakan IISMA akhirnya menjadi sebuah pemantik untuk Brayen kembali mencoba program lain demi mendapatkan pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri. Sampai akhirnya ia menemukan program Erasmus dan mulai kembali menjadi Brayen yang penuh ambisi untuk mencapai target nya. Dengan segala kegigihan dan berbekal dari pengalam sebelumnya serta bantuan bimbingan dari seorang kenalannya ketika di Forces Brayen berhasil menjadi salah satu awardee pada program Erasmus ini dan akan menghabiskan masa pendidikannya di University of Life Science Warsaw, Polandia.
Beberapa penolakan dan kegagalan yang pernah Brayen alami dalam perjalanan nya akhirnya membentuk Brayen yang sekarang dan memahami arti bahwa it’s actually ok to be fail. Setelah sebelumnya ia merupakan orang yang sangat ambisius dan bahkan pernah merasa marah ketika ia tidak berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Brayen sekarang menjadi pribadi yang lebih bijak dan dapat menghargai dirinya sendiri serta memahami dan mengerti bagaimana untuk mengurangi rasa kompetitif dalam dirinya.
Berikan Komentar