Ramadhan Tanpa Sikecil Itu Begitu Hampa

Ramadhan Tanpa Sikecil Itu Begitu Hampa

Bagian 2

Tak dipungkiri saat anak-anak sudah bersemangat menjalani puasa ada saja yang menggelitik. Ditengah hari mereka akan bilang. Bunda aku haus, laper, capek, dan pengen buka aja. Buat kaum bunda, pasti pernah mengalami hal itu kan?. Bagaimana merespon rengekan mereka itu?

Inilah peran besar bunda. Saat anak bilang aku ingin berbuka walaupun serasa masih jam 10 pagi, atau siang atau sore yang tidak lama lagi bedug maghrib. Sesungguhnya anak bilang seperti ke bunda, anak hanya ingin mendapat perhatian yang super dari bunda. Anak ingin mendengar kata-kata motivasi dari bunda agar anak kuat menjalani puasa seharian.

Bunda ga perlu emosi marah saat anak bilang ingin berbuka. Padahal anak nya masih terlihat sehat, masih aktiv bermain bahkan diusia menginjak 10 tahun. Percayalah mereka hanya butuh support dari bundanya. Tidak perlu juga menggunakan kata-kata ancaman agar mereka tetap mau berpuasa. Misalnya, kalau kamu berbuka nanti gak belikan bunda anu loh.

Kalimat ancaman itu membuat hati anak tak nyaman dan tak happy. Tapi, yang perlu dilakukan bunda adalah tatap anak dengan senyuman dan dengan sentuhan sayang berkata, InsyaAllah anak bunda kuat berpuasa sampai maghrib. Bukannya kita sudah niat untuk berpuasa penuh. InsyaAllah Allah SWT akan berikan kekuatan untuk adek. InsyaAllah adek akan mendapatkan balasan surga dan dapat hadiah dari bunda. Kalau adek haus mainnya istirahat dulu, jangan capek-capek dulu. Lalu, bunda berdoa kepada Allah SWT agar sikecil bisa senang dan kuat berpuasa hingga maghrib.

Begitulah peran bunda yang begitu besar sebagai motivator kebajikan untuk anak-anaknya. Bunda sebagai madrasah bagi anak-anaknya akan berjalan baik saat kelembutan mendidik terpancar dari wajah dan kata-katanya. Karena dengan kelembutan mendidik, akan menghasilkan generasi yang berhati lembut dan mudah menerima kebenaran Risalah Allah SWT.

Saat bunda menyikapi rengekan sikecil itu dengan bijak maka akan menjadikan Ramadhan bagi bunda akan semakin menyenangkan dan penuh keberkahan. Saat bunda tadaraus tiba-tiba anak merengek, maka bunda tinggal tersenyum dan menasehati nya dengan bijak. Minta kepada Allah SWT agar kebaikan yang diperoleh dari pahala tadarus dicairkan untuk kebaikan anak-anaknya agar mereka kuat menjalani Ibadah Ramadhan.

Itulah alaminya saat bunda dikarunia buah hati. Bayangkan jika Ramadhan tanpa mereka, akan begitu hampa Ramadhan kali ini. Begitulah yang dilakukan oleh bunda-bunda pada zaman Rasulullah SAW. Membujuk anak-anaknya agar kuat berpuasa. Dengan bujukan yang menyenangkan. “Setelah adanya pengumuman itu (awal ramadhan), kami berpuasa dan mengajak anak-anak untuk melaksanakan puasa. Kami juga mengajak mereka ke masjid dan memberikan mereka mainan dari kulit (wol). Jika mereka menangis karena lapar, kami menyodorkan mainan sampai waktu berbuka puasa tiba.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga kita bisa menjadi bunda yang bijak dan selalu lembut dalam mendidik anak-anak. Karena kalau dengan kekasaran maka anak-anak bakal tidak suka dan bunda akan dibenci anak. Dan anak-anak akan menjadi tidak suka dengan kebaikan dan kebenaran. Naudzubillah

Deni Heryani

Berita Terkait

Berikan Komentar