
Puluhan Murid Diduga Keracunan MBG dari SPPG Batutulis, 3 Masih Dirawat Intensif
Mediabogor.co, BOGOR – Sebanyak 36 murid dari tiga sekolah dasar di wilayah Batutulis dan Lawang Gintung mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi Makan Bergizi (MBG) dari dapur SPPG Batutulis, Jumat 14 November 2025.
Kasus ini ditangani oleh Puskesmas Bogor Selatan. Kepala Puskesmas, dr. Maria Juliana, menjelaskan bahwa total murid yang datang untuk mendapatkan penanganan medis mencapai 36 orang, berasal dari SDN Batutulis 2, SDN Batutulis 3, dan SDN Lawang Gintung.
”Yang datang hari ini sejumlah 35 anak, terdiri dari 11 orang dari SDN Batutulis 2 dan 24 orang dari SDN Batutulis 3,” ujar dr. Maria.
Gelombang pertama yang tiba di puskesmas berjumlah 6 orang dengan keluhan mual, pusing, dan dua di antaranya mengalami muntah. Setelah dilakukan observasi sekitar 15 menit, datang lagi rombongan berikutnya sebanyak 15 murid.
Puskesmas kemudian melakukan triase untuk memisahkan murid yang mengalami gejala ringan dan yang membutuhkan penanganan lebih intensif.
“Hasilnya, hanya ada satu orang yang sampai sekarang masih kami tangani dengan gejala lebih berat,” kata dr. Maria. Murid tersebut harus mendapatkan infus dan pengawasan ketat.
Selain itu, satu murid lainnya sempat diobservasi karena buang air besar yang sedikit berdarah. Hingga siang hari, dari 35 murid pertama, 32 telah dipulangkan, dan 3 masih dalam perawatan.
Pada pukul 13.10 WIB, seorang murid dari SDN Lawang Gintung kembali datang dengan gejala serupa. Sampai pukul 13.30 WIB, total keseluruhan pasien menjadi 36 murid.
Puskesmas Bogor Selatan telah mengamankan makanan MBG yang dikonsumsi para murid untuk diteliti.
”Sampel makanan, termasuk muntahan anak-anak, sudah diperiksa oleh bagian kesling,” jelasnya.
Ia menambahkan, laporan dari murid masih beragam terkait makanan yang dicurigai.
”Beberapa bilang ayamnya agak kurang enak, yang lain menyebut sayur jagung dan kacang. Tapi mayoritas menyebut ayam. Namun kami belum bisa memastikan, semua harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium,” terangnya.
Seluruh makanan yang dikonsumsi berasal dari SPPG Batutulis, yang melayani SDN Batutulis 2, Batutulis 3, dan Lawang Gintung.
Menurut dr. Maria, penanganan kasus seperti ini biasanya membutuhkan waktu 2 hingga 3 hari, sambil menunggu hasil laboratorium dari Lakesda. Hingga kini, seluruh murid masih dapat ditangani di Puskesmas Bogor Selatan tanpa perlu dirujuk ke rumah sakit.
”Tiga orang yang masih di dalam sudah diinfus, dan kondisinya sudah jauh membaik. InsyaAllah dua jam ke depan bila sudah stabil, akan kami pulangkan. Tinggal satu anak yang masih kami pantau intensif,” ujarnya.
Berikan Komentar