
Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Gelar Review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) 2019-2039
Mediabogor.co, BOGOR – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor menggelar kegiatan review Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) periode 2019-2039 yang berlokasi di IPB Internasional Convention Center (IICC) pada Rabu 08 Januari 2025.
Direktur Umum (Dirum) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, Rivelino Rizki, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah evaluasi untuk memastikan program berjalan sesuai rencana.
“Rencana ini sudah berjalan sejak 2019 hingga 2024. Sesuai aturan, review dapat dilakukan setiap lima tahun sekali. Oleh karena itu, kami melakukan evaluasi untuk memastikan program ini tetap relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak,” ujar Rivelino, kepada wartawan Rabu 08 Januari 2025.
Ia menambahkan bahwa masukan dari berbagai kementerian sangat diperlukan, mengingat Perumda Tirta Pakuan adalah bagian dari Pemerintah Kota Bogor.
“Kami membutuhkan dukungan dari pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat. Tanpa dukungan tersebut, sulit bagi kami untuk mencapai tujuan pelayanan optimal,” tambahnya.
Rivelino juga menyoroti dua tantangan utama, yaitu pembiayaan dan ketersediaan sumber air baku. Saat ini, 87% pasokan air baku Perumda Tirta Pakuan bergantung pada Sungai Cisadane dan Ciliwung, sementara 13% lainnya berasal dari mata air.
“Kami tidak mungkin membebankan seluruh biaya kepada PDAM. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif pembiayaan, termasuk Dana Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) serta dukungan dari pihak lain,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf, menjelaskan proporsi pendanaan saat ini sekitar 51% berasal dari PDAM, sementara sisanya didukung Kementerian PUPR, APBD, dan APBN. Dalam kegiatan ini, Perumda Tirta Pakuan juga mengundang mitra potensial, termasuk Bank Dunia dan Bank Jabar Banten (BJB), untuk membahas peluang pendanaan.
“Kami memiliki program jangka panjang hingga 20 tahun ke depan yang membutuhkan dukungan pendanaan besar. Salah satu fokus kami adalah menyesuaikan dengan program Asa Cita dari Presiden Prabowo untuk meningkatkan akses air bersih di Indonesia dari 11% menjadi 40% pada tahun 2030,” jelas Ardani.
Program ini mencakup peningkatan kapasitas layanan, jaringan distribusi, serta penurunan tingkat kebocoran air.
“Kami optimistis dapat mencapai target tersebut dengan sinergi antara pemerintah, mitra, dan masyarakat,” tutupnya. (Ery)
Berikan Komentar