
Pendidikan Tanpa bullying
Pendidikan Tanpa bullying
Kondisi pendidikan menentukan nasib suatu bangsa ke depannya. Jika sistem pendidikannya melahirkan generasi bermartabat, berakhlak mulia dan berprestasi maka insyaallah negeri itu adalah negara dengan peradaban yang tinggi. Dan itu menjadi harapan kita semua, tidak hanya harapan dari segelintir praktisi pendidikan.
Namun, belum lama ini komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra merilis data sepanjang 2011 hingga 2019, KPAI mencatat 37.381 pengaduan mengenai anak. Terkait dengan kasus perundungan, baik di media sosial maupun di dunia pendidikan, laporannya mencapai 2.473 laporan. Jumlah yang menggunung itu seperti fenomena gunung es, masalah yang tampak hanyalah sebagian kecil dari masalah yang lebih besar.
Lebih memprihatinkan lagi, kasus perundungan itu tersebar lewat video viral. Seorang siswi berkerudung dalam keadaan duduk taking berdaya, mendapatkan pukulan dan cacian oleh empat siswa laki-laki di dalam sebuah kelas. Yang menjadi pertanyaan, kemana teman-temannya?, kenapa tidak ada yang menolongnya, kenapa tiada yang melapor ke guru.
Agama mengajarkan bahwa, manusia itu sebagai pemimpin dimuka bumi ini. Pemimpin yang bertugas, selama hidup di dunia ini dengan menjalankan seperangkat aturan titah dari Tuhan. Keadaan generasi Indonesia dengan berbagai kasus yang memprihatinkan itu, pasti karena hidup yang dijalani jauh dari nasehat-nasehat agama Islam.
Islam sebagai agama yang sempurna memiliki aturan sempurna. Termasuk didalamnya mengatur sistem pendidiknan. Sistem pendidikan Islam sejak dini, ditanamkan nilai-nilai aqidah islamiyah. Sejak kecil ditanamkan nilai-nilai Al-Quran, bahkan sangat bijak jika Al-Quran dihafal sejak usia dini. Sebagaimana yang dilakukan oleh generasi emas peradaban Islam. Muhammad al-fatih sang penakluk konstantinopel sudah hapal al-Quran sejak usia delapan tahun.
Ketika sejak dini, nilai-nilai al-Quran di tanamkan dalam pendidikan. Bahkan hingga level pendidikan tinggi maka insyaallah tidak akan ada kasus bullying. Setiap pelajar akan dibina dengan akhlak mulia. “Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur” (al-qalam: 4). Dan sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Pelajaran tentang adab teraebut lengkap dengan teladan yang dilakukan oleh guru-guru dan orang dewasa sekitarnya.
Dengan sistem pendidikan islam, Insyaallah akan lahir generasi emas Islam yang berkepribadian Islam. Jauh dari budaya bullying seperti saat ini. Untuk mewujudkan sistem pendidikan Islam tersebut akan terwujud jika ada dukungan dari negara. Sebagaimana masa dahulu, saat syariat Islam diterapkan oleh negara maka pendidikan menjadi penopang penting lahirnya generasi hebat. Negara berperan juga menutup celah masuknya budaya bebas (liberalisme) karena akan menghancurkan generasi.
Deni heryani
Berikan Komentar