Peduli Lingkungan Maraca Books & Coffee Terapkan Kepada Pelanggan Hindari Penggunaan Sedotan Plastik

Peduli Lingkungan Maraca Books & Coffee Terapkan Kepada Pelanggan Hindari Penggunaan Sedotan Plastik

Mediabogor.com, BOGOR – Gerakan tanpa sedotan plastik menjadi gerakan nasional yang mulai dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha di berbagai daerah. Gerakan ini, dilakukan untuk menyikapi isu plastik yang menjadi penyumbang sampah terbanyak di lingkungan.

Salah satu pelaku usaha yang menerapkan gerakan ini, ialah Maraca Books & Coffee yang berlokasi di Jalan Jalak Harupat No 9A, Bogor Tengah, Kota Bogor.

Co Founder Maraca Books & Coffee, Risya mengatakan, Indonesia masuk dalam lima besar penyumbang plastik terbanyak di dunia. Menyikapi isu global ini, usaha yang dilakukannya dengan mulai mengurangi penggunaan sedotan plastik.

Salah satu jenis sampah plastik yang cenderung diabaikan namun sering menjadi sampah terbanyak adalah sedotan plastik. Sudah tiga bulan terakhir ini, ia tidak lagi menggunakan sedotan plastik dalam sajian minumannya.

“Dulu, dalam seminggu kita bisa memakai sampai 1000 sedotan. Dari situ saya mulai berpikir untuk ikut mengurangi sampah plastik. Niat itu, rencananya akan dijalankan tahun 2019. Tapi setelah dipikir kembali, kenapa harus menunggu tahun depan jika bisa dilakukan dari sekarang,” ungkapnya, Rabu (26/9/18).

Gerakan tanpa sedotan plastik ini, dilakukannya secara bertahap. Beberapa kali polling melalui media sosial juga dicoba untuk mengetahui respon masyarakat. Hasilnya, penghentian pemakaian sedotan plastik menuai berbagai respon dari konsumen. Ada yang menerima, ada juga yang tidak setuju. Kenapa sedotan plastik? Ada apa dengan sedotan plastik?

“Saya mengajak setiap orang untuk tidak lagi menggunakan sedotan plastik sekali pakai saat menikmati minuman. Jadi, minum langsung. Sebenarnya minum itu, enggak perlu sedotan. Tapi karena sudah kebiasaan mengubahnya itu susah,” paparnya.

Peduli Lingkungan Maraca Books & Coffee Terapkan Kepada Pelanggan Hindari Penggunaan Sedotan Plastik

Lanjut Risya menambahkan, salah satu cara agar orang peduli tapi tetap keren, jenis sedotan plastik diganti dengan bahan yang reusable atau yang dapat digunakan kembali seperti memakai sedotan dari bambu atau sedotan dari stainless steel. Selain awet dan kekinian, penggunaan sedotan bambu maupun stainless steel kini tengah menjadi trend di kalangan milenial.

“Karena sasaran konsumen kita adalah kaum milenial yang selalu mengikuti trend dan mencari trend, isu pengurangan sampah plastik kita kemas dengan trend yang terlihat keren. Kita tunjukkan kalau peduli itu, bisa keren. Dengan keren pasti banyak yang ikut, dan kita ingin anak muda mengikuti trend yang baik,” jelasnya.

Masih kata Risya, jika ada yang mau memakai sedotan, disini tersedia dan menjual sedotan bambu dan sedotan dari stainless steel. Sedotan bambu ini terbuat dari bambu bulung yang berasal dari Bali. Sedangkan sedotan stainless steel dipesan langsung dari Shanghai. Kedua sedotan ini, dijual dengan harga Rp 25 ribu. Bisa dibawa kemana mana, bisa dibersihkan dan dipakai ulang, dan pastinya terlihat bergaya daripada membawa sedotan plastik.

”Tidak adanya sedotan plastik atau adanya sedotan bambu ini, tidak berpengaruh pada pemasukan kita. Karena di sini kita bukan jual sedotan. Ini hanya salah satu upaya kita mengurangi volume sampah plastik yang akan berakhir di TPA,” ungkapnya.

Tidak hanya sampah sedotan yang dipilah tapi juga sampah unorganic, ampas kopi, dan dus susu. “Untuk sampah unorganic dan dus susu kita kirim ke bank sampah. Sedangkan ampas kopi didaur ulang menjadi biogas pelet, energi baru yang bisa menggantikan areng. Ini kita bekerjasama dengan The Upcycling Company,” imbuhnya.

Berita Terkait

Berikan Komentar