
Paska Bencana Jalan Amblas di Jalan Batutulis, 11 Pelaku Usaha Lumpuh
Mediabogor.co, BOGOR – Dampak dari bencana amblasnya jalan di wilayah Danasasmita, Kelurahan Lawang Gintung, Kota Bogor, masih dirasakan hingga hari ini. Tak hanya mengganggu aktivitas warga, peristiwa ini juga memukul keras roda perekonomian lokal. Tercatat sebanyak 11 pelaku usaha di wilayah RT 1, 2, dan 3 RW 08 mengalami dampak langsung akibat bencana ini.
Tokoh Masyarakat Gang Dalem I, Jajang Suherman, mengatakan, Jenis usaha yang terdampak cukup beragam, mulai dari warung sembako, warung buah, pengusaha kusen, warung rokok, tukang jamu, tukang pangkas rambut, toko kaca aluminium, jasa servis, Lottus Fried Chicken, warung anak, restoran Lapetta hingga warung kelontong. Aktivitas usaha mereka lumpuh karena akses jalan yang terputus dan menurunnya mobilitas warga.
Selain para pelaku usaha, kata Jajang warga sekitar juga turut merasakan dampak yang signifikan. Biasanya mereka bisa langsung turun dari angkot di lokasi tersebut, kini harus berjalan kaki lebih jauh ke atas atau ke bawah untuk mencapai tujuan seperti Cipaku. Hal ini tidak hanya mempersulit mobilitas, namun juga menambah biaya transportasi karena beberapa warga kini harus menggunakan dua kali angkutan umum untuk menuju pusat kota.
“Kami sebagai warga bukan hanya dari RW 08 yang merasakan dampaknya, tapi ruang lingkupnya lebih luas, bahkan warga dari Bogor Selatan hingga Kabupaten pun terdampak. Mereka yang biasanya bisa cepat ke kota, kini jadi terlambat,” ujarnya saat di temui Mediabogor.co, BOGOR, 14 April 2025.
Ironisnya, hingga saat ini belum ada permohonan maaf atau pernyataan tanggung jawab dari pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Daerah, PT KAI, maupun pelaksana proyek. Warga juga mengeluhkan belum adanya langkah nyata atau itikad baik dari pihak berwenang dalam menangani situasi paska bencana ini.
“Kalau memang ada rencana relokasi atau pembebasan lahan, harus ada musyawarah dengan warga terdampak. Bukan sekadar ganti rugi, tapi ganti untung, karena ini menyangkut kesejahteraan masyarakat,” tegas Jajang.
Kompensasi sementara yang diterima warga sejauh ini hanya berasal dari PDAM, sedangkan dari Pemerintah Kota Bogor belum ada tindakan lanjutan. Informasi terakhir menyebutkan ada bantuan sembako yang mulai disalurkan melalui kelurahan, namun distribusi itu baru menjangkau warga RW 08 saja, belum menyentuh pelaku usaha.
Tak hanya itu, warga juga menyoroti kinerja anggota dewan dari daerah pemilihan Bogor Selatan. Hingga saat ini, belum ada satu pun yang turun langsung ke lokasi.
“Anggota dewan seharusnya menjadi penyambung aspirasi warga. Tapi yang terlihat, mereka hanya datang lima tahun sekali. Di dapil selatan ada 10 orang, tapi satu pun belum terlihat di lapangan,” ungkapnya.
Ia juga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi dampak bencana ini dan menjalin komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat.
Kami hanya ingin kehadiran dan tanggung jawab dari pemerintah. Jangan biarkan kami terus menunggu tanpa kepastian,” pungkasnya.
Berikan Komentar