Pameran Seni Lukis ‘Kegelapan’ dan ‘Kehancuran’ Saterflesh

mediabogor.com, Bogor – Kolektif Gerakan Seni Rupa Bogor (GSRB) menyelenggarakan pameran tunggal seni lukis bertajuk “Reminiscence of Darkness” karya seniman Dimas ‘Saterflesh’ Putra di COHERE Jl. Ciheuleut No. 21C, Bogor Timur, Kota Bogor. Pameran ini, berlangsung selama seminggu mulai dari Sabtu, 24 Agustus – Minggu, 01 September 2019.

Pameran dibuka dari Senin sd Kamis dan Minggu mulai pukul 08.00 – 21.00 WIB. Sedangkan di hari Jumat dan Sabtu, mulai pukul 08.00 – 22.00 WIB. Selain pameran, ada juga acara diskusi dengan tema Berkarya dan Menjelajahi Ruang Pamer di hari Sabtu (24/8). Kemudian lokakarya menggambar potret dengan charcoal dan pensil ala Saterflesh di hari Sabtu (31/8) sore yang dipandu langsung oleh Dimas Satria Putra diselingi hiburan DJ SET Let’s dancing our sorrow away oleh Mahdi Albart, Mengkis dan Badminton Beat Club. Terakhir di hari Minggu (01/9) malam ada performance Blind Spot oleh Hanif Alghifary.

Mengangkat tajuk Reminiscence of Darkness. Pameran ini, menampilkan sekitar 60 karya termutakhir Saterflesh yang banyak mengangkat tema ‘kegelapan’ dan ‘kehancuran’ melalui berbagai teknik lukis dan kolase.

Dalam mengilustrasikan imaji kegelapan dan kehancuran, Saterflesh memakai arang yang pekat untuk melukis di atas kanvas dan kertas sebagai media lukis. Bahkan, ia juga mengaplikasikan metode kolase dan assemblage untuk memberi kesan kehancuran dalam lukisan-lukisannya. Lukisan ini pun tidak hanya dipamerkan tapi juga dijual per satu lukisan atau satu seri lukisan dengan range harga mulai dari Rp200 ribu hingga Rp5 juta.

“Kami juga mengajak sudden death sebagai mitra merchandise resmi dengan menyajikan karya Dimas “Saterflesh” putra dalam implementasi produk baik kaos maupun, tote bag, yang bisa dibeli sebagai kenang-kenangan,” kata Salah satu panitia penyelenggara dari GSRB, Rico, Sabtu (24/8/19).

Rico menerangkan, Dimas Satria Putra, atau Saterflesh, merupakan seorang pelukis figuratif semi-abstrak. Pada karyanya, Saterflesh banyak mengangkat tema ‘kegelapan’ dan ‘kehancuran’ melalui berbagai teknik lukis abstrak, seperti permainan sapuan kuas dan kolase. Tema ‘kegelapan’ atau ‘darkness’ bagi seorang Saterflesh adalah ruang imajiner tanpa cahaya yang membuat suatu figur dan objek tampak kabur dan tidak sempurna.

“Saterflesh telah berkarya selama 3 tahun, dan pameran ini merupakan upaya untuk melihat kembali (reminiscing) awal hubungannya sebagai seorang pelukis dengan tema ‘kegelapan’ yang sering diangkatnya ke dalam karya, serta melihat sudah sejauh mana tema ini ia kembangkan melalui eksplorasi-eksplorasi terbaru,” jelasnya,

Rico menjelaskan, Kegiatan ini, sebenarnya uji coba selama dua tahun di Bogor dalam kegiatan pameran khususnya seni rupa, karena selama ini, banyak seniman mempertanyakan ”perlu kah di Bogor ada galeri? Atau ruang alternatif untuk berpameran?

Saat ini, cukup banyak isu-isu bahwa di Bogor akan di bangun Creative Hub seperti kota lain, dan pertanyaan selanjutnya ialah, ketika “ruang fisik creative hub” tersebut ada, akankah publik bisa mengakses atau menggunakan ruang tersebut dengan mudah? Sudah siap kah “kepengurusan” ruang tersebut dengan membuat program-program yang dapat berpengaruh kepada ekosistem kreatif untuk Bogor?

“Pertanyaan-pertanyaan tersebut lah yang sebenarnya kami coba cari jawaban dengan cara berpraktik pameran seni rupa. Sejak saat itu, kami punya gagasan bagaimana kalau kami mengorbitkan teman-teman yang berdomisili di Bogor untuk menunggalkan pameran mereka. Tentunya dengan upaya negosiasi ruang alternatif yang memanfaatkan cafe/coworking yang biasa diakses masyarakat dan tidak tersegmen dengan penikmat seni,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Gerakan Seni Rupa Bogor (GSRB) sendiri adalah kolektif para seniman, desainer grafis, manajer seni dan penulis yang dibentuk pada 2016. GSRB berfokus pada pengembangan ekosistem seni rupa di Bogor melalui pameran, diskusi, lokakarya dan riset yang berkolaborasi dengan berbagai pelaku seni dan budaya di Bogor. (*/d)

Berita Terkait

Berikan Komentar