
Menu MBG di SMKN 3 Kota Bogor Ditemukan Diduga Ulat, Jenal Mutaqin: Akan Kami Tindaklanjuti!
Mediabogor.co, BOGOR – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor kembali menjadi sorotan publik. Sejumlah siswa SMK Negeri 3 Kota Bogor dikabarkan menemukan benda mencurigakan berupa diduga ulat atau belatung di dalam menu makan siang mereka yang terdiri dari rolade dan kacang edamame, pada Rabu (15/10/2025).
Kejadian ini sontak membuat heboh para siswa dan tenaga pendidik. Ironisnya, insiden tersebut terjadi hanya sehari setelah Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah tersebut untuk memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan program MBG.
Salah satu siswa yang enggan disebutkan namanya mengaku kaget saat melihat benda mirip ulat di dalam makanan yang baru saja ia buka.
“Awalnya mau dimakan, tapi pas dilihat kok ada kayak belatung di roladenya. Terus teman-teman pada heboh,” ujarnya.
Menanggapi laporan itu, Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin yang dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp menyatakan akan segera menindaklanjuti temuan tersebut.
“Kami akan sidak dapur SPPG-nya, jika memang terbukti,” tegas Jenal, Rabu (15/10).
Sebelumnya, dalam kunjungannya ke SMK Negeri 3 Kota Bogor pada Selasa (14/10), Jenal memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan program MBG di sekolah itu. Ia menekankan pentingnya menjaga kebersihan, kehigienisan, dan komitmen para pelaksana program agar kualitas makanan bagi para siswa tetap terjamin.
“Saya menekankan agar semua pihak berpikir bahwa anak-anak penerima manfaat ini adalah anak kita sendiri. Dengan begitu, aspek kebersihan, kehigienisan, gizi, hingga durasi pengiriman harus benar-benar dijaga,” kata Jenal.
Jenal juga mengungkapkan, secara nasional terdapat hampir 300 ribu dapur MBG yang melayani jutaan siswa di berbagai daerah Indonesia. Bahkan, menurut paparan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), jumlah penerima manfaat program tersebut setara dengan sepertiga populasi Malaysia.
“Target ke depan, seluruh anak-anak Indonesia insya Allah akan mendapatkan porsi makan bergizi gratis. Namun yang terpenting adalah komitmen dari setiap dapur dan pelaksana program untuk menjaga marwah dan kualitas program mulia ini,” tambahnya.
Insiden di SMK Negeri 3 Kota Bogor ini menjadi tamparan keras bagi pelaksana MBG di lapangan. Setelah sebelumnya mendapat pujian dari pemerintah daerah, kenyataan di lapangan justru menunjukkan masih lemahnya pengawasan terhadap mutu dan kebersihan makanan.
Jenal berharap kejadian ini menjadi evaluasi serius agar program MBG benar-benar memberikan manfaat maksimal dan tidak menimbulkan persoalan baru.
“Melalui penyamaan persepsi ini, pelaksanaan program MBG harus terus dievaluasi dan diperbaiki agar semakin optimal dalam mendukung upaya pemerintah mengatasi persoalan gizi dan memperkuat ketahanan sumber daya manusia Indonesia,” pungkasnya. (Ery)
Berikan Komentar