Mengingat Janji Bima-Dedie Perangi LGBT Saat Kampaye

mediabogor.com, Bogor – Saat kampaye Pemilihan Walikota (Pilwakot) Bogor 2018 pada bulan Maret lalu, Pasangan Calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Bogor nomor urut 3, Bima Arya-Dedie Rachim, menyatakan komitmennya untuk memerangi Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) karena membawa dampak negatif terhadap moral dan akhlak generasi muda di Kota Bogor.

Hal tersebut dikatakan Bima-Dedie dihadapan warga Harjasari, Bogor Selatan, saat bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama dan para jamaah majelis taklim setempat, Minggu (18/3/2018).

Bima mengatakan, bahwa pembangun Kota Bogor kedepannya tidak hanya fokus terhadap pembangunan fisik dan infrastruktur lainnya, melainkan juga pembangunan yang tak kalah penting adalah akhlak.

“Bogor itu adalah kota santri. Bogor itu adalah kota beriman. Bogor itu adalah kota di mana pesantrennya dari masa ke masa mewarnai perjalanan Kota Bogor. Karena itu Insya Allah perhatian pemerintah kota ke depannya akan terus ditambah. Untuk membangun kota yang akhlakul karimah. Tidak akan ada diskotik di Kota Bogor. Tidak akan pernah ruang kemaksiatan dibuka di Kota Bogor,” ungkap Bima.

Bima Arya kemudian menambahkan, untuk membangun akhlak-akhlak warga, harus dibarengi dengan menekan ruang-ruang kemaksiatan. Selain diskotik yang dinilai banyak mudharatnya, Bima-Dedie juga siap memerangi LGBT di Kota Bogor. “Kita perangi sampai ke akar-akarnya. Karena LGBT itu menular. Saya sudah melihat data-datanya semua. LGBT membahayakan. LGBT seperti narkoba bisa masuk ke keluarga kita. Bisa menular ke anak-anak kita, ke suami. LGBT ini bukan bawaan lahir. Menurut penelitian LGBT ini adalah pengaruh pergaulan. Salah gaul maka akan terjebak di situ. Jadi itu yang akan kita perangi,” jelas Bima.

Sebelumnya, lanjut Bima, ia sudah meminta lurah untuk mengawasi kost-kostan karena disinyalir menjadi tempat berkumpulnya komunitas LGBT. “Jangan sampai tempat kemaksiatan berpindah. Karena diskotiknya sudah kita tutup, tempat hiburan malamnya sudah diperketat, jangan sampai kemudian menyebar masuk ke wilayah-wilayah warga,” tandasnya.

Di tempat yang sama, KH Asep Hudri menyambut baik pernyataan Bima Arya dan Dedie Rachim yang pro terhadap guru ngaji serta perlawanannya terhadap LGBT.

“Seperti tadi yang disampaikan, Kota Bogor adalah kota religius yang cukup banyak pondok pesantrennya. Kami juga apresiasi dimasa kepemimpinannya Bima Arya sudah berani memerangi kemaksiatan dengan menutup diskotik. Tapi, di kawasan Tajur masih ada yang diduga diskotik yang masih buka. Semoga saat menjabat kembali tempat itu bisa ditertibkan, karena khawatir akan muncul hal-hal yang bersifat negatif, terutama narkoba. Tidak menutup kemungkinan juga warga sini bisa atau ada yang terkontaminasi hal-hal seperti itu. Semoga segala hiburan-hiburan negatif bisa terus diberantas,” jelas KH Asep Hudri.

“LGBT, tanggapan saya setuju sekali diberantas juga. Tidak sekedar pendapat Pak Bima, tapi juga agama. Agama tidak merestui LGBT, dan mutlak haram itu hukumnya LGBT,” tegasnya.(Nick)

Berita Terkait

Berikan Komentar