Mengapa Tiap Ramadhan, Harga Pangan Naik?

Mediabogor.co, BOGOR – Ramadhan telah tiba. Sambutan untuk menyambut bulan suci itu menggema di penjuru dunia, tak ketinggalan di penjuru Indonesia. Ramadhan bulan istimewa bagi umat Islam begitu dirindukan. Kegiatan ibadah yang berbeda dengan bulan lainnya, khusunya berpuasa sebulan penuh. Juga ibadah-ibadah lainnya, yang pahalanya Allah SWT janjikan dengan balasan berlimpah.

Namun, sambutan keceriaan Ramadhan bagi kaum ibu yang berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari tidak berbanding lurus. Disisi lain para ibu kecewa, pasalnya harga-harga pangan kebutuhan sehari-hari merangkak naik sejak awal Ramadhan hingga idul Fitri.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, hari-hari saat ini ritmenya memang merangkak naik dengan persentase yang berbeda untuk setiap bahan pokok yang dijual.
“Beberapa komoditas ada yang (naik) sampai 50%. Daging ayam naik dari Rp 39 ribu ke Rp 45 ribu, itu yang terlihat sangat mencolok (kenaikannya),” katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Minggu (11/4/2021).

Kemudian, harga minyak goreng juga naik mulai dari Rp 13.800 sampai dengan Rp 14.300. Lalu, harga telur ayam dari Rp 22.000 menjadi Rp 24.500, harga daging sapi juga tak ketinggalan dari harga Rp 128 ribu sampai dengan Rp 133 ribu per kilo.

Harga pangan yang meroket jelang Ramadhan menjadi kebiasaan sejak dari dulu. Hal itu dianggap wajar dalam sistem kapitalisme, karena permintaan pasar sedang melonjak. Disatu sisi kaum ibu ingin ibadah dengan tenang, tapi disisi lain kaum ibu mesti berjuang mengurus ekonomi keluarga agar bertahan saat Ramadhan.

Lalu bagaimanakah pemerintahan Islam mengatur pangan menjelang Ramadhan. Negara Islam ada bukan untuk mengambil keuntungan saat moment tertentu apalagi menjelang Ramadhan. Negara Islam mendukung sepenuhnya agar semua warga bisa beribadah dengan tenang menjelang Ramadhan. Pasokan kebutuhan masyarakat dipenuhi dengan harga yang terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

Negara berperan besar dalam distribusi pangan kepada semua masyarakat. Baik itu muslim maupun non muslim. Khalifah bahkan sering menjamu dan berbagi menu berbuka selama Ramadhan. Karena Khalifah menjadi teladan nomor wahid dalam pelaksanaan syariah yang penuh berkah.

Deni Heryani
Cimahpar

Berita Terkait

Berikan Komentar