MENDIDIK ANAK AGAR EQ NYA TINGGI ITU PENTING

MENDIDIK ANAK AGAR EQ NYA TINGGI ITU PENTING

Mediabogor.com, BOGOR – Dari contoh tentang pembisnis sebelumnya. kita jadi tahu bahwa yang membuat pembisnis sukses itu tidak hanya pengetahuan bisnis semata. Tetapi faktor emosional lebih lebih berperan besar. Demikian juga, misalnya dengan seorang ustadz. Jama’ah akan suka pada guru yang pintar dan juga pandai berkomunikasi dengan jama’ahnya, bisa mengerti perasaan dan kebutuhan jama’ahnya, bisa membuat jamaah senang dan paham. Sehingga jamaah bisa terbuka untuk mengamalkan nasehat-nasehatnya.

Bagaimana memunculkan EQ tinggi dalam diri anak?. Caranya adalah dengan mendidiknya pun dengan cara penuh kasih sayang sesuai Rasulullah SAW contohkan. Dalam hidupnya Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak. Rasulullah SAW tidak kasar terhadap anak-anak. Walaupun ada hadist yang membenarkan untuk memukul. “Perintahkanlah anakmu shalat pada usia tujuh tahun dan pukullah dia karena (meninggalkan)nya pada usia 10 tahun dan pisahkan tempat tidur mereka.”(HR. Abu Daud). Namun Rasulullah SAW begitu penuh kasih sayang dengan anak-anak. Dari penuturan Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah memukul kecuali dimedan perang.

“Siapa saja yang dihalangi dari kelemahlembutan maka dihalangi pula dari kebaikan” (HR.Ahmad). Semoga kita bisa telaten penuh kelembutan dalam mendidik anak-anak. Hindari marah-marah yang penuh emosional. Lebih baik diam, dan tahan dibandingkan keluar kata-kata yang merusak jiwa anak. Karena hal itu akan berefek pada EQ anak.

Benar sekali, anak adalah cerminan orang tuanya. Jika orang tua bisa mengendalikan diri, bisa menahan ego, bisa berakhlak mulai dalam mendidik anak-anaknya maka anak pun akan demikian. Memang tidak mudah dalam mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tapi, InsyaAllah dengan berpasrah kepada Allah. Selalu mengingat Allah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah maka kemudahan akan datang, InsyaAllah.

Orang tua cenderung emosional bersama anak-anaknya biasanya karena mendidik anak belum prioritas. Kekonyolan anak-anak, tak disadari dianggap mengganggu urusan pribadinya. Padahal kekonyolan mereka itu kode kalau mereka butuh perhatian, dan itu adalah hak mereka untuk mendapat perhatian terbaik dari kita.

Jangan sampai orang tua asyik berselancar didunia maya, dan merasa terganggu dengan rengekan anak saat asyk baca ini, ups. (Saat online dihal yg ga penting, dll, kalau baca ini sih penting yah). Lalu spontan keluar bentakan dan anak terdiam bergumam dalam hatinya “aku ingin menjadi HP, karena HP lebih sering diperhatikan oleh bunda” Naudzubillah.

Part 2
Deni Heryani

The End

Berita Terkait

Berikan Komentar