
Mahasiswa IPB Pasang Automatic Weather Station, Petani Kedungpoh Kini Miliki Ramalan Cuaca Sendiri
Mediabogor.co, GUNUNG KIDUL — Tim Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKN-T Inovasi) IPB University tahun 2025 melaksanakan pemasangan dan sosialisasi Automatic Weather Station (AWS) di Dusun Kedungpoh Kidul, Kalurahan Kedungpoh, Kabupaten Gunungkidul. Inisiatif ini mendukung pertanian presisi yang adaptif terhadap perubahan iklim dengan menyediakan data cuaca aktual dan prakiraan harian yang dapat diakses masyarakat secara daring.
Demikian diungkapkan salahsatu mahasiswa peserta KKN, Muchayat Aziz Syahputra (Sabtu,19/7) kepada media.
Dikatakannya, pemasangan AWS dilakukan pada pukul 08.00–10.00 WIB di area Lumbung Mataraman, dilanjutkan dengan kegiatan sosialisasi dan pelatihan penggunaan data cuaca pada pukul 10.00–12.30 WIB di Balai Dusun Kedungpoh Kidul. Acara ini dihadiri oleh Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (Bamuskal), para Kepala Dusun se-Kalurahan Kedungpoh, anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), serta puluhan warga setempat.
AWS yang dipasang, Lanjut Aziz -sapaan akrab Muchayat Aziz – merupakan bagian dari program bertema “Empowering Agromaritime Society for Socio-Economic Resilience”. Alat ini mampu merekam data seperti suhu udara, kelembaban, curah hujan, intensitas cahaya matahari, serta kecepatan dan arah angin. Dengan dukungan dari platform Sinaubumi sebagai mitra penyedia server, data yang terekam dapat dipantau secara real-time dan digunakan untuk memprediksi kondisi cuaca hingga 10 hari ke depan.
Aziz menggambarkan acara sosialisasi berlangsung interaktif. “Warga dikenalkan pada komponen AWS, cara membaca data, serta potensi pemanfaatannya dalam menentukan waktu tanam, menyusun strategi irigasi, dan mengantisipasi risiko pertanian,” paparnya.
Salah satu momen menarik terjadi saat Ketua Bamuskal, Prapto Sediyono dengan nada bercanda menanggapi data prakiraan
“Dari data ramalan, tanggal 27 itu hujan ya, awas kalau salah ya,”
Sontak gurauan itu disambut tawa riuh dari peserta. Tim mahasiswa menjelaskan bahwa akurasi prediksi akan meningkat seiring waktu, idealnya setelah pengumpulan data harian selama tiga bulan hingga satu tahun.
Sekitar 50 peserta mengikuti kegiatan ini. Tingginya partisipasi mencerminkan antusiasme warga terhadap penerapan teknologi dalam sektor pertanian. Para petani berharap keberadaan AWS dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan serta membuka ruang diskusi lanjutan. “Termasuk integrasi data cuaca dengan sistem peringatan dini hama tanaman,” ujar Suyadi, ketua RW 001 yang juga Ketua Kelompok Tani.
Berikan Komentar