Nopa Aris Iskandar, Anggrei Viona Seulalae memegang produk garam rumput laut dan minuman serbuk instan

Mahasiswa IPB berhasil membuat garam dari rumput laut.

MEDIABOGOR.CO, BOGOR- Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) berinovasi dan mengembangkan garam rumput laut rendah natrium untuk solusi mengurangi kasus hipertensi di tanah air Indonesia.

Hal ini terinspirasi oleh penggunaan rumput laut dalam produksi garam di luar negeri yang menggunakan sumber daya alam Indonesia, seperti rumput laut. Garam rumput laut yang dihasilkan memiliki kadar natrium rendah dan mengandung antioksidan, serat, serta berbagai mineral.

Anggrei Viona Seulalae menyatakan, Awalnya salah satu guru besar di IPB University yang sekaligus menjadi dosen pembimbing saya Prof Dr Ir Nurjanah, MS mendapatkan ide untuk membuat garam rumput laut karena peningkatan kasus hipertensi di Indonesia setiap tahun dan kurangnya pencegahan yang efektif terhadap penyakit tersebut.

Melihat bahwa konsumsi garam yang tinggi, terutama garam dengan kandungan natrium tinggi, berperan dalam meningkatkan risiko hipertensi. Garam biasa yang umumnya dikonsumsi di Indonesia memiliki kadar natrium yang tinggi, sekitar 94%.

Kami tertarik untuk menghasilkan garam rumput laut dengan kadar natrium yang lebih rendah untuk membantu mengurangi dan mencegah hipertensi,” kata Anggrei Viona Seulalae yang akrab di sapa Lala alumni S2 Ilmu Pangan IPB University, Selasa 23 Mei 2023.

Selain dari hal tersebut dirinya pun mengaku, terinspirasi oleh penggunaan rumput laut dalam produksi garam di luar negeri, seperti penggunaan rumput laut yang dikombinasikan dengan garam dari air laut.

“Akhirnya saya ikut terlibat dalam riset garam rendah natrium untuk hidup sehat yang berkualitas bersama Prof Dr Ir Nurjanah, MS dan tim, untuk mencoba mengembangkan garam sehat menggunakan salah satu sumber daya alam yang ada di Indonesia, yaitu  rumput laut”

Setelah diteliti, kami menemukan bahwa garam yang dihasilkan memiliki kadar natrium yang rendah (<60%), rasio Na:K 1 sesuai standar WHO serta mengandung antioksidan, serat, dan berbagai mineral seperti kalsium, magnesium, seng, dan besi, rasanya asin dan juga umami,” jelasnya.

Sementara Nopa Aris Iskandar, alumni S1 Teknologi Hasil Perairan, IPB, menambahkan, garam rumput laut yang kami produksi memiliki manfaat yang lebih baik dibandingkan dengan garam biasa. Awalnya, inovasi ini berawal dari riset dan kemudian kami mengaplikasikannya secara komersial.

Saat ini, kami memiliki dua varian garam rumput laut, yaitu garam rumput laut cokelat yang berasal dari rumput laut Sargassum sp, dan garam rumput laut hijau yang berasal dari rumput laut Ulva lactuca” tambahnya. Produk garam rumput laut sudah tersertifikasi Halal Indonesia sejak tahun 2023.

Bahan baku untuk produksi kita diperoleh dari perairan Jawa Barat. Produk kami dijual dalam kemasan 100 gram dengan harga 25.000 untuk garam rumput laut cokelat dan 30.000 untuk garam rumput laut hijau.

Menjual produk melalui akun-akun media sosial seperti Instagram @gamybahari, WhatsApp, TikTok, Twitter, serta melalui platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee dengan nama Gamy Bahari Official,” imbuhnya.

Masih kata Nopa Aris Iskandar atau yang disapa Aris, selain garam rumput laut, kami juga memiliki produk turunan lainnya, seperti minuman serbuk instan yang ditambahkan garam rumput laut dan kolagen dengan tiga varian yaitu matcha, hojicha, dan creamy coffee. Harga produk turunan ini adalah 9.000 untuk matcha dan hojicha,  8.000 untuk creamy coffee.

Segmentasi pasar kami saat ini terutama berfokus pada kalangan menengah ke atas (kelas B dan A) yang memiliki minat pada gaya hidup sehat dan mampu membeli produk garam dengan harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan garam konvensional.

Kami juga menjalin kerjasama dengan mitra B2B yang fokus pada produk-produk sehat dan lokal, salah satunya Javara Indonesia,” jelasnya.

Masih kata Aris, saat ini, pasar kami terdiri dari orang-orang yang peduli dengan kesehatan, memilih produk alami, dan menerapkan pola makan rendah garam untuk mencegah atau mengatasi hipertensi.

Kami ingin memperluas produksi kami dan saat ini sedang mengusahakan untuk dapat juga izin edar dari BPOM agar dapat masuk ke pasar yang lebih luas,” pungkasnya. (NK)

Berita Terkait

Berikan Komentar