
Ketua DPRD Kota Bogor Kaget Perpindahan Ibu Kota Terlalu Dini
Mediabogor.co, BOGOR – Yayasan Kota Hujan Indonesia (YKHI) sebagai lembaga kajian bidang manajemen dan kebijakan publik, resmi diluncurkan pada Sabtu (26/3/22). Acara peluncuran secara daring ditandai dengan diskusi publik bertemakan “Perpindahan Ibu Kota dan Dampak Strategisnya bagi Kota Bogor, Kajian Aspek Ekonomi dan Pariwisata”.
Hadir dalam peluncuran YKHI Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi mewakili Wali Kota Bogor Bima Arya. Dalam sambutannya, Pemerintah Kota Bogor menyambut baik kehadiran YKHI sebagai lembaga yang bergerak dalam kebijakan publik di Kota Bogor.
“Kami berharap YKHI menjadi mitra kritis untuk memberikan masukan dan rekomendasi atas kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemkot Bogor,” ujar Rudy.
Lebih lanjut kata Rudy, Pemkot Bogor memandang tema yang dibawa pada diskusi publik ini sangat relevan terhadap hal-hal yang harus disiapkan oleh Pemkot Bogor atas kepindahan tersebut.
Diakhir sambutannya, Rudy menyampaikan bahwa kolaborasi menjadi bagian penting untuk terus membangun sinergi dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan menjadi bagian penting untuk terus membangun Kota Bogor.
Sementara Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto yang turut hadir dalam sambutannya menyampaikan merasa cukup kaget dengan adanya kebijakan yang serba cepat mengenai pembahasan Undang Undang perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) namun menghormati keputusan tersebut.
“Perpindahan Ibu Kota akan berimplikasi kepada ekonomi kota Bogor, oleh karena itu kita harus cepat mengambil langkah persiapan untuk menghadapinya”, tegas Atang.
Diskusi publik sendiri dibuka oleh Ketua YKHI yang juga Staf Pengajar Vokasi Universitas Indonesia, Istiadi Soenarto. Acara tersebut menghadirkan pembicara dari para ahli, perwakilan Pemkot Bogor dan PHRI Kota Bogor.
Dalam sambutannya, Ketua YKHI Istiadi Soenarto menyampaikan bahwa tujuan YKHI menjadi mitra yang konstruktif bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat serta masyarakat pada umumnya melalui penyelenggaraan berbagai diskusi, kajian ilmiah, dan pemberdayaan masyarakat.
Direktur Eksekutif Next Policy sekaligus pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Fithra Faisal menyampaikan perpindahan ibu kota tidak akan menambah daya dorong perekonomian, dari hasil simulasi ad hoc yang dilakukannya, perpindahan ibu kota hanya memberikan tambahan pertumbuhan 0,05 persen kepada perekonomian nasional.
Senada dengan hal tersebut pembicara kedua, Kepala LPPM IPB Ernan Rustiadi, menyampaikan bahwa meskipun ibu kota pindah, pusat ekonomi tidak akan pindah begitu saja dari Jakarta dan hal tersebut tidak akan menjadi ancaman bagi perekonomian Kota Bogor, sepanjang Kota Bogor menjadi pilihan komplementer sinergis Jakarta dan bukan bersifat kompetitor.
Hal tersebut didukung oleh Rudy Mashudi yang menambahkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabek-Punjur, pembangunan infrastruktur tol Sumatera-Jawa dan 60% penduduk tinggal di Jawa membuat ekonomi Kota Bogor tidak akan terlalu terpengaruh dengan adanya perpindahan IKN.
Pembicara lain, Ketua PHRI Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay mengatakan, perpindahan IKN bukan tantangan dalam waktu dekat terhadap pariwisata Kota Bogor. Namun demikian Yuno mengingatkan bahwa segmen pasar pariwisata Kota Bogor yang hampir 60% bergantung kepada pertemuan kementerian atau lembaga harus digeser mulai dari sekarang.
Di dalam sesi tanya jawab, Ernan Rustiadi mengingatkan Kota Bogor, selain harus bekerja keras untuk bertransformasi untuk benar-benar meningkatkan daya tarik sebagai MICE, kota wisata dan kota budaya juga perlu meningkatkan kapasitas dan daya dukung logistik dan transportasinya sehingga mendukung kenyamanan wisatawan.
Diakhir acara ketua YKHI menyerahkan piagam penghargaan kepada seluruh pembicara dan moderator. Setelahnya dilanjutkan dengan pembagian doorprize bagi peserta yang mengikuti diskusi publik dengan pertanyaan terbaik. (Nick)
Berikan Komentar