Keren, Selokan Berair Jernih Penuh Ikan Inovasi Warga Kampung Naringgul Ciasin

mediabogor.com, Bogor – Selama ini masyarakat melihat parit sebagai tempat pembuangan air limbah dapur, bau kotor menjadi pemandangan dari ciri has parit, namun lain hal di wilayah Kampung Naringgul Ciasin, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor atau tepatnya di wilayah RW10 berhasil di sulap menjadi solusi dalam mengatasi pengendalian sampah di samping untuk meningkatkan ekonomi warga setempat dengan cara pembudidayaan ikan di saluran irigasi dengan keramba terbuka.

Saluran irigasi yang melintasi pemukiman padat penduduk ini tampak tertata apik. Keramba-keramba yang disekat jaring besi itu berjejer di sepanjang aliran irigasi anak sungai Ciseuseupan. Keramba terbuka yang dikelola warga ini sebagian besar diisi ikan nila, mas, lele dan koi.

Dikatakan Ketua Ecovillage Baraya, Irfah Satiri mengatakan ide pembuatan keramba terbuka berawal dari rasa keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar khususnya pada saluran irigasi dari sampah. Iapun bersama kader-kader Ecovillage Baraya mulai mencari cara untuk mengatasi permasalah ini. Ada empat langkah yang dilakukannya, dimulai sosialisasi, aksi, reaksi dan diakhiri eksekusi.

“Kami juga bukan dalam arti ahli, tapi ada kepedulian terhadap lingkungan bagaimana mengubah menset masyarakat terhadap sampahnya sendiri. Lalu kami mulai sosialisasi dulu, kemudian aksi dan melihat reaksi warga apakah suka dengan konsep kami sebelum melangkah lebih jauh. Alhamdulillah, warga merespon baik, lalu kami eksekusi,” ujarnya.

Karamba terbuka perdana untuk menjadi pilot projects bagi warga dibangun tiga tahun lalu itu sepanjang 30 meter dengan sekatan masing-masing sekitar 3 meter dan diisi ratusan ikan nila ukuran 5-6 ekor per 1 kilogram. Bak gayung bersambut, warga merespon baik ditindaklanjuti dengan memperpanjang area keramba menjadi 100 meter dengan ikan mas ditebar 1 kuintal. Kini, keramba-keramba terbuka tersebut telah mencapai panjang 300 meter dengan terisi total 1 ton berbagai jenis ikan.

“Setelah selesai berjalan waktu itu selama 3 bulan yang dari awalnya panjang keramba terbuka 30 meter saat ini telah mencapai 300 meter. Nilai investasi ikan dari warga setelah saya hitung-hitung mencapai Rp100 juta,” bebernya.

Lebih lanjut kata Irfah, pembuatan keramba-keramba terbuka itu dilakukan oleh warga sendiri. Begitu juga dalam pemberian pakannya dan menjaga kelancaran arus aliran irigasi dengan mengangkat sampah-sampah yang tersangkut di setiap jaring besi hingga ke hulunya pintu irigasi.

“Yang saya lihat di sini juga, satu nilai kejujurannya ada, karena kami tidak ada yang namanya jaga malam gara-gara ikan. Hasil ikannya ada untuk dikonsumsi sendiri, ada yang dipinjamkan untuk indukan dan ada juga yang dijual untuk tambahan ekonomi keluarga,” tukasnya.

Irfah menandaskan, dalam menjalankan program ini pihaknya tidak memaksakan kepada semua warga untuk membuat keramba terbuka. Inti dari semua ini adalah bagaimana warga tereduksi dan memiliki kepedulian untuk melestarikan lingkungan sekitar. “Bagi kami yang dijalankan ini bagaimana masyarakat peduli terhadap sungai ini sehingga tetap bersih dan indah. Itu saja,” imbuhnya. (Nick)

Berita Terkait

Berikan Komentar