
Karhutla Yang Membuat Sesak
mediabogor.com, Bogor – karhutla atau kebakaeran hutan dan lahan di negara kita kembali terjadi dan terus berulang. Setelah pengumuman pemindahan lokasi Ibu Kota ke Kalimantan, tidak lama berselang kebakaran hutan terjadi di sana. Begitu juga dengan di Riau. Peristiwa tersebut ibarat bencana tahunan bagi masyarakat. Ikut sesak rasanya melihat saudara kita disana yang harus menggunakan masker agar terhindar dari bahaya asap.
Lebih sesak juga, saat mendengar kepergian Gubernur Riau dan Wali kota pekan baru ke luar negeri. kepungan kabut asap makin tebal di Riau, warga justru ditinggalkan kepala daerahnya. Jika sebelumnya Gubernur Riau Syamsuar memilih dinas ke luar negeri yakni ke Thailand, kini giliran Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus ST yang memilih ke Kanada. Saat rakyat butuh penanganan cepat untuk mengatasi karhutla yang semakin parah mengancam jiwa, dengan berbagai dalih berdinas penguasa Riau pergi begitu saja. Tanpa ada tanggung jawab untuk gerak cepat memadamkan karhutla.
Sungguh terlaknat orang yang membakar hutan dengan sengaja. Laknat dari bumi dan langit. Laknat bagi pelakunya langsung dan juga bagi oknum-oknum terkait menyetujuinya karhutla. Sudah menjadi rahasia umum bahwa karhutla yang terjadi sebelumnya dan yang sekarang adalah hasil persengkokolan antara pengusaha dan penguasa apalagi sejak rezim ini membuka lebar kran investasi.
Nyatanya pernyataan elit pejabat pusat yang mencerminkan ketidakpeduliannya “jangan bergantung pada pusat terus jika daerah memiliki masalah. Gunakan APBD dan belajarlah mandiri” Kurang lebih begitulah ungkapnya. Begitulah keadaan rezim yang berasakan pada demokrasi kapitalisme. Suara rakyat di anggap suara Tuhan, walaupun suara dari minoritas para korporasi. Akibatnya rakyat kecil Hanna akan menjadi korban lagi, lagi dan lagi.
Al-quran dan aturan didalamnya adalah aturan hidup yang akan memberikan keberkahan bagi seluruh umat manusia. Bagaimana sikap pemimpin memimpin, dan sikap rakyat mengabdi pada penguasa lengkap tertuang. Khususnya setiap hamba adalah pemimpin. Menjadi pemimpin haruslah memberi teladan yang baik bagi semua orang. Dalam islam setiap orang merupakan pemimpin yang seharusnya memiliki rasa kepemimpinan dan tanggung jawab, hal ini sesuai hadist: Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda: sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggungjawabnya. Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggung jawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya (HR. Muslim).
Mari saudaraku kita perkokoh iman, cintai al-quran dan taatilah syariah. Amalkan dalam kehidupan keseharian dalam bermasyarakat dan negara. Alhamdulillah, kini karhutla mulai padam atas jerih payah petugas dan relawan. Tentu atas Rahmat-Nya juga hujan sudah turun. Semoga karhutla tidah terjadi lagi. Dengan menerapkan syariah dalam sendi negara atau khilafah, insyallah asap karhutla akan berkahir selama-lamanya.
Deni heryani, Bogor Utara
Netizen
Berikan Komentar