Kantin, Lapangan Olahraga dan Masjid SMAN 4 Bogor Bakal Kena Gusur Proyek Rel Ganda Kereta Api

mediabogor.com, Bogor – Kantin, lapangan olahraga dan masjid SMA Negeri 4 Bogor terancam tergusur karena terkena dampak pembuatan jalur ganda kereta api yang akan dilaksanakan oleh PT KAI. Kepala SMA Negeri 4 Bogor, Enung Nuripah menuturkan, pada Selasa 23 September kemarin, pihak sekolah mengkonfirmasi tentang jalur ganda kereta api ke Kecamatan Bogor Selatan. Namun, pihak kecamatan tidak banyak memberi penjelasan. “Mereka (kecamatan, red) belum tahu persis seperti apa, kena atau enggak sekolah kita, karena harapannya kan nggak kena,” katanya saat ditemui di ruangannya, Kamis (17/10/19).

Kemudian, pada Jum’at, 27 September pihak sekolah menanyakan kembali ke pihak Kelurahan Empang yang diterima oleh Lurah. Di situ pihak kelurahan menunjukkan daftar undangan untuk pihak-pihak yang akan diverifikasi yang terkena dampak jalur ganda. Di dalam data yang telah dikirim oleh TIM verifikasi, validasi dan penilaian ternyata nama SMA Negeri 4 Bogor tidak tercantum dalam 648 daftar undangan yang akan diverifikasi.

“Tahu-tahu pas Senin (7/10), kami kedatangan tim verifikasi, validasi dan penilaian dari Provinsi Jawa Barat mengajak kami melihat mana saja yang kena pembebasan. Kaget juga ternyata ada sekitar 1.000 meter lahan belakang sekolah kita kena gusur,” terangnya.

Area yang kena itu, lanjutnya, Masjid Al Muttaqin, lapangan sekolah hingga kantin. Yang disayangkan itu masjid karena masjid ini dibangun selama 7 tahun dengan menghabiskan anggaran sampai Rp600 an juta. Uang itu, berasal dari donatur, alumni, siswa, dari Pemkot Bogor hingga Kemenag. Enung mengaku tidak mempersoalkan ketika lapangan dan kantin harus dibongkar, lantaran masih bisa diupayakan.

“Waktu itu kita tunjukan semua sertifikat yang kita punya, sesuai eksisting. Ya kalau bangunan masjid kena, tentu harus dibongkar semua kan. Kalau itu dibongkar, maka kegiatan pembelajaran yang memerlukan sarana prasarana tersebut akan terganggu,” ujarnya.

Ia pun mengupayakan berbagai hal, diantaranya menyampaikan permohonan dispensasi kepada Ditjen Perkeretaapian melalui Pemprov Barat, per 10 Oktober lalu, agar bangunan masjid tidak dibongkar. Surat itu pun sudah ditembuskan kepada Pemkot Bogor, agar diketahui lantaran pemkot juga punya andil dalam pembangunan, serta sepatutnya tahu dan membantu persoalan ini.

“Kita sih minta desainnya direkayasa supaya bangunan masjid nggak kena bongkar. Kalau lapangan atau kantin kita bisa upayakan di lahan yang lain, tapi kalau harus merubuhkan masjid, itu kita agaknya keberatan. Mudah-mudahan saja ada kabar baik rekayasa yang kita minta disetujui,” ujarnya.

Namun jika tidak, pihaknya ingin Ditjen Perkeretaapian juga mempertimbangkan aspek konstruksi yang harus dirubuhkan. Agar ada penggantian yang sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan saat pembanguan.

“Ya mungkin kalau di-apraisal lagi bisa lebih lah. Kalau terpaksa dibongkar, kita minta diganti supaya bisa membangun ulang. Ini bukan cuma sebatas nilai angka, tapi bagaimana perjuangan warga sekolah dan pemkot waktu bangun masjid. Kalau dibongkar, ya kita harus pikirkan, dimana bikin yang sama dengan lahan kami yang terbatas,” ungkapnya. (*/d)

Berita Terkait

Berikan Komentar