
Kadisdik Sebut SMAN 4 Bogor dan SDN Layungsari 2 Kena Dampak Proyel Rel Ganda
mediabogor.com, Bogor – Terdampaknya masjid, lapangan olahraga, dan kantin SMA Negeri 4 Kota Bogor yang terancam kena gusur karena adanya pembuatan jalur ganda kereta api yang akan dilaksanakan oleh PT KAI, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Fahrudin mengakui hingga saat ini belum memantau lebih lanjut soal perkembangan pembebasan lahan di SMAN 4 Bogor.
Namun sejak awal ia juga menyayangkan bila sampai Masjid Al Muttaqin SMAN 4 Bogor harus kena bongkar juga. Sebab, tidak saja harus merugi dari sisi konstruksi, tapi kegiatan KBM dan keagamaan siswa pasti bakal terganggu. Sejauh ini, kata dia, ada dua sekolah yang sudah didatangi dan diukur oleh tim terpadu Ditjen Perkeretaapian, yang sudah masuk laporan ke Disdik yakni SMAN 4 Bogor dan SDN Layungsari 2.
“Kalau nggak diganti, terganggu KBM, terganggu pendidikan keagamaan. Makanya harus segera dicari solusinya. Kami tahu ini untuk kepentingan umum, kepentingan besar. Tapi sarana pendidikan yang terkena harus dibantu juga sesegera mungkin, jangan sampai mengganggu kegiatan mutu pendidikan,” tegasnya.
Sementara, Kepala SMA Negeri 4 Bogor, Enung Nuripah menuturkan, pihaknya telah mengupayakan berbagai hal setelah berkomunikasi dan mendapat masukan dari berbagai pihak terkait termasuk dari provinsi Jawa Barat. Seperti mengajukan surat permohonan dispensasi kepada Ditjen Perkeretaapian melalui Pemprov Barat, per 10 Oktober lalu, agar bangunan masjid tidak dibongkar. Surat itu pun sudah ditembuskan kepada Pemkot Bogor, agar diketahui lantaran pemkot juga punya andil dalam pembangunan, serta sepatutnya tahu dan membantu persoalan ini.
“Kita sih minta desainnya direkayasa supaya bangunan masjid nggak kena bongkar. Kalau lapangan atau kantin kita bisa upayakan di lahan yang lain, tapi kalau harus merubuhkan masjid, itu kita agaknya keberatan. Mudah-mudahan saja ada kabar baik rekayasa yang kita minta disetujui,” ujarnya.
Namun jika permohonan itu tidak disetujui, pihaknya ingin ada penggantian yang sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan saat pembanguan. “Ya, mungkin kalau di-apraisal lagi bisa lebih lah. Kalau terpaksa dibongkar, kita minta diganti supaya bisa membangun ulang. Ini bukan cuma sebatas nilai angka, tapi bagaimana perjuangan warga sekolah dan pemkot waktu bangun masjid. Kalau dibongkar, ya kita harus pikirkan, dimana bikin yang sama dengan lahan kami yang terbatas,” ungkapnya.
Ia menambahkan, adapun opsi untuk perencanaan pemindahan tempat untuk ketiga sarana penunjang pembelajaran tersebut, bangunan masjid akan didirikan lagi di lahan yang ada di atas bangunan perpustakaan (lahan sudah tersedia dengan ukuran: kurang lebih 150 m), rencananya lahan tersebut diperuntukan untuk bangunan ruang laboratorium Fisika.
“Untuk sarana lapangan olah raga akan kami fungsikan lapangan upacara yang ada di depan. Sedangkan untuk bangunan kantin, kami akan dirikan lagi di lahan yang sedianya akan kami jadikan taman baca dan green house,” terangnya. (*/d)
Berikan Komentar