
Jalan Kaki 10 KM, Bima Arya Serap Aspirasi RTLH hingga Pedagang Pasar
Jalan Kaki 10 KM, Bima Arya Serap Aspirasi RTLH hingga Pedagang Pasar
MediaBogor.com, BOGOR – Calon Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto, bergerilya di kawasan Bogor Barat, Selasa (6/3/2018). Dalam kesempatan tersebut, pasangan calon dengan nomor urut 3 ini berjalan kaki menyusuri wilayah sepanjang sekitar 10 kilometer mulai dari Pasir Kuda hingga Sindangbarang. Sejumlah aspirasi dari warga serta pelaku UMKM terserap.
Gerilya diawali di Kampung Babakan Pasir Mas RW 8, Pasir Kuda. Di sana Bima Arya berdialog dengan warga yang didominasi para kaum ibu. Mereka meminta Bima Arya untuk melanjutkan dan menuntaskan program-program yang sudah baik selama masa kepemimpinannya.
“Harapan warga masih sama, RTLH dan fasilitas kesehatan. Untuk RTLH, satu tahun ada 9.000 ajuan dari warga Bogor ke Pemkot. Tadinya sedikit, tidak sampai 1.000 yang terealiasi. Tetapi sejak tiga tahun kami terus tambah jadi hamper 3.000. Nanti tahun berikutnya akan dipacu nambah terus kuantitas perbaikan RTLH-nya hingga lima tahun Insya Allah bisa memperbaiki sekitar 20.000 RTLH,” ungkap Bima.
Di RW 8 Kelurahan Pasir Kuda sendiri menurut pengakuan pengurus RW setempat sudah dikabulkan renovasi 53 RTLH. “Catat ya, akan ditambah terus. Yang butuh dikasih, yang belum butuh ditunda. Akan ada skala prioritas. Jangan sampai bantuan tidak tepat sasaran,” tandasnya.
Warga pun sempat menyinggung soal insentif guru ngaji. Menurut Bima Arya, peran guru ngaji sangat penting sehingga harus diperhatikan lebih. “Tidak hanya membangun fisik, kami juga akan fokus membangun karakter dan akhlak. Membangun tidak hanya sekedar duniawi, tapi juga Insya Allah ukhrowi. Makanya nanti insentif guru ngaji terus ditambah. Yang sekarang sudah naik, nanti dinaikan lagi,” jelas dia.
Gerilya kemudian dilanjutkan ke pasar Gunung Batu, di sana Bima Arya berdialog dengan sejumlah pedagang dan pembeli. Dari perbincangan itu, Bima melihat harga sejumlah kebutuhan pokok cenderung stabil. “Hanya saja cabai rawit yang pedagang sebut sebagai ‘cabai jablay’ harganya naik menjadi Rp70 ribu per kg. Kata pedagang karena cuaca ya,” kata Bima.
Bima juga sempat mengelilingi Pasar yang terletak di Jalan Mayjen Ishak Juarsa itu. Ia melihat sejumlah perubahan di pasar yang memiliki luas bangunan 2.778 meter pesegi itu setelah adanya revitalisasi. Bangunan pasar terdiri dari dua lantai. Lantai dasar disediakan sebagai tempat pedagang yang menjual komoditas kering, seperti pakaian, emas, penjahit, apotek. Sementara pedagang basah ditempatkan di lantai satu.
Sebelum bangunan pasar direvitalisasi, pasar ini terlihat semrawut dan banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di bahu jalan. Setelah direvitalisasi, seluruh PKL diarahkan masuk berjualan di dalam pasar sehingga tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.
“Revitalisasi pasar akan jadi salah satu fokus kami juga ke depannya. Ada sejumlah pasar yang akan ditata, seperti Pasar Bogor, Sukasari, Cumpok, Kebon Kembang, TU dan Pasar Jambu Dua,” jelasnya.
Berikan Komentar