
Ini Jawaban Pengawas Irigasi Tentang Keluhan Warga Desa Leuweung Kolot
Mediabogor.co, BOGOR – Didin Hidayat pengawas Unit Pelayanan Teknis (UPT) Infrastruktur Irigasi Kelas A Wilayah IV Leuwiliang, menjawab keluhan warga Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, dalam kejadian longsor beberapa waktu lalu.
Pasalnya kejadian longsor tersebut yang menyebabkan air tidak mengalih kearea pertanian yang digarap oleh masyarakat karena saluran irigasinya roboh.
Menurutnya, jika keinginan masyarakat untuk segera diperbaiki sebagai skala prioritas, semestinya diusulkan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) pada tiap tingkatan agar bisa tercatat kedalam Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) untuk analisis perencanaan pembangunan dan pemetaan.
“Masyarakat itu tahunya dibangun saja, sementara pengajuannya saja belum di masukan ke sipd, setiap usulan harus melalui musrenbangdes yang kemudian musrembang di tingkat Kecamatan itu saling melengkapi,” kata Didin Hidayat ketika dikonfirmasi wartawan di Ruang Kerjanya Senin 26 Juni 2023.
Dia menyatakan, hal tersebut terjadinya bukan di Kecamatan Cibungbulang saja namun juga diwilayah lain, tehnis dalam perbaikannya pada masa lalu hanya melalui kebijakan Dinas tetapi sekarang sudah berbeda.
“Ketika di lapangan ada kejadian jebol atau ada yang perlu diperbaiki, sudah diajukan belum oleh pemerintah desa, permasalahan seperti ini bukan hanya di kecamatan Cibungbulang saja, Kalau dulu namanya teknokratik yang artinya kebijakan dinas yang mengusulkan untuk dilaksanakan prioritas tapi kan sekarang sudah berbeda, dipersiapkan sipd,” ujarnya.
Adapun hal yang dikeluhkan oleh warga Desa Leuweung Kolot, dikatakan Ketua RT 01 Bejo, yang mengharapkan adanya perbaikan dengan segera agar aliran air segera bisa dimanfaatkan.
“Air nya sangat dibutuhkan oleh warga apalagi yang mempunyai sawah dan kebun, dengan demikian kami semua berharap irigasi ini secepatnya, segera dioerbaiki,” katanya.
Bejo menjelaskan longsor yang terjadi setahun lalu mengakibatkan jalur irigasi di Kampung Tank RT 01 RW 04, terputus sepanjang 15 meter dengan kedalaman sekitar 25 meter.
“Meski saya menjabat ketua RT disini baru, namun saya sudah beberapa kali ikut kerja bakti untuk memperbaiki jadi tentunya sudah mengetahui kondisinya seperti ini.
Supaya tetap berjalan dan airnya tetap mengalir, warga memperbaiki dengan cara bergotong royong dan Ini terjadi sudah kesekian kalinya di perbaiki, agar bambu yang dipakai buat menompang spandek tetap kokoh jadi air tetap bisa mengalir,” pungkasnya. (Ipay / Agil)
Berikan Komentar