
Hadapi Fenomena El Nino, Perumda Tirta Pakuan Pantau Sumber Air Baku di Bogor
MEDIABOGOR.CO, BOGOR- Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor sedang memantau sumber air baku untuk mengantisipasi gangguan pasokan air bersih akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan.
Meskipun debit air dari mata air cenderung turun sedikit, mayoritas pasokan air mereka sebesar 90 persen berasal dari sungai. Pasokan air ke Istana Bogor juga dipastikan aman, dan langkah antisipasi telah disiapkan untuk distribusi pasokan ke wilayah yang kekurangan air.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, H. Rino Indira Gusniawan mengatakan, informasi dari Dinas PSDA Jawa Barat Katulampa masih aman karena debit yang diperlukan Tirta Pakuan dan aliran untuk irigasi dan lainnya masih aman. Tetapi langkah antisipasi telah disiapkan, salah satunya mengoptimalkan daerah yang debit airnya masih bagus.
“Untuk mata air masih ada tetapi cenderung turun sedikit. Banyak juga kurang air dan pasokan dampak dari El Nino. Mudah-mudahan kami bisa melewatinya, tetapi cukup untuk produksi. Penggunaan air baku dari sungai kami 2.600 liter perdetik hanya 250 liter perdetik dari mata air, sisanya dari Ciliwung dan Cisadane. Jadi mayoritas 90 persen dari sungai pasokan air kami,” kata Rino, Rabu 2 Agustus 2023 siang.
Selain itu menurut Rino, pasokan air ke Istana Bogor juga dipastikan aman karena ada dari jalur pipa, bahkan akan ditambah dari jalur Katulampa sehingga menjadi dari tiga wilayah. Proses produksi masih berjalan baik, tetapi Kota Batu aga terganggu.
“Kami akan coba distribusi pasokan ke area yang kekurangan. Pasokan ke wilayah Cikaret akan kami tambah,” tutur Rino.
Sementara itu, Manager Pelayanan Pelanggan dan Humas Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor Dani Rakhmawan menyebutkan hingga saat ini belum terlihat ada penurunan debit air baku yang signifikan, sehingga mengganggu sistemproduksi di seluruh instalasi pengolahan air dan Mata Air.
“Hingga saat ini seluruh instalasi pengolahan dan mata air terpantau normal dengan total kapasitas produksi sebesar 2.600 liter perdetik. IPA Katulampa masih tetap berproduksi 300 liter perdetik, kendati tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa sudah nol sentimeter karena curah hujan yang rendah di hulu sungai,” ungkap Dani.
Dani menjelaskan, pihaknya mendapat informasi bahwa Sungai Ciliwung sudah nol sentimeter di Bendung Katulampa, padahal Sungai Ciliwang menjadi air baku bagi IPA Katulampa.
“Tapi berdasarkan laporan teman-teman departemen produksi, alhamdululillah masih berproduksi normal 300 liter perdetik. Belum mengganggu pelayanan ke zona 7 yaitu Cimahpar, Tanah Baru, Bogor Baru, Ciluer dan sekitarnya,” papar Dani.
Dani menerangkan, begitu pula kapasitas IPA Dekeng yang masih berproduksi 1.900 liter perdetik untuk menyuplai air bersih ke zona 4 meliputi Tanah Sareal, Bogor Barat dan Bogor Tengah, serta IPA Cipaku 300 liter perdetik untuk suplai ke zona 3 atau wilayah Bogor Tengah, Bogor Timur dan Bogor Selatan.
“IPA Rancamaya juga sama, masih bisa memproduksi 40 liter perdetik untuk membatu suplai air bersih ke zona 1 (Pakuan, Harjasari, Muara Sari, Kertamaya, Bojongkerta, Rancamaya),” terang Dani.
Lanjut Dani, bagaimana dengan mata air?, dari empat sumber mata air yang dimiliki Tirta Pakuan, yakni Tangkil, Kota Batu, Bantar Kambing dan Palasari, seluruhnya masih memproduksi seperti biasa. Namun ada sedikit penurunan debit mata Air Kota Batu akibat kemarau, yang menyebabkan ganggau pengaliran di wilayab Cikaret. Begitu pula Mata Air Tangkil, yang memicu ganggaun di beberapa titik zona 1.
“Ya, memang ada sedikit penurunan debit (mata air), terutama di Kota Batu dan Tangkil. Penurunan debit Mata Air Kota Batu menyebabkan gangguan pengaliran di wilayah Cikaret, Gang Emad dan sekitarnya. Ada juga laporan gangguan di zona 1, ini karena penurunan debit Mata Air Tangki,” bebernya.
Dani menegaskan, Tirta Pakuan akan tetap menjaga pasokan air baku di angka 2.600 liter perdetik, yakni 2300 liter perdetik dari air permukaan (sungai) dan 300 liter perdetik dari mata air.
“Langkah-langkah teknis telah disiapkan Tirta Pakuan untuk mengantisipasi gangguan pelayanan akibat penurunan debit air baku. Di antarnya pengerukan seluruh intake (bangunan penangkap air sungai), penanaman pohon di mata air, kesiapsiagaan tangki air dan pengaturan sistem pengaliran. Kami juga mengimbau pelanggan agar lebih bijak menggunakan air, dengan cara menghemat dan menampung air saat masih mengalir,” tutup Dani.
Berikan Komentar