
Greenhope dan Kelompok Tani Setia Gelar Kegiatan “Bioplastic in Circular Economy, From Root to Market” di Bogor
Mediabogor.co, BOGOR – Greenhope bersama Kelompok Tani Setia menggelar kegiatan bertajuk “Bioplastic in Circular Economy, From Root to Market” di Saung Kelompok Tani Setia, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Rabu 22 Januari 2025.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono, perwakilan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), UNDP, serta sejumlah undangan lainnya.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono mengapresiasi upaya Greenhope dalam memberdayakan petani melalui pengolahan singkong menjadi bioplastik.
“Saya diundang oleh Tommy bersama BPDLH untuk melihat bagaimana Greenhope memberdayakan petani. Saya sangat berterima kasih karena Greenhope telah melibatkan 130 petani, di mana produk mereka dimanfaatkan sebagai bahan pengganti plastik,” ujarnya.
Diaz juga menyoroti permasalahan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan, terutama di daerah pesisir.
“Beberapa hari lalu, saya bersama Pak Menteri LHK membersihkan sampah di Bali. Di Pantai Kuta, setiap hari ada kiriman sampah dari pulau-pulau sekitar, dan pada hari itu kami mengumpulkan 77 ton sampah plastik. Saya sendiri mengangkut sekitar 10 karung penuh plastik. Kondisi ini sangat memprihatinkan,” tambahnya.
Diaz menegaskan bahwa pemerintah berkolaborasi dengan berbagai kementerian, termasuk Kementerian Pariwisata, untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Menurutnya, inovasi bioplastik dari Greenhope dapat menjadi solusi dalam mengatasi krisis sampah plastik dan mendukung ketahanan pangan nasional.
“Saya juga mendengar dari Camat bahwa di sini banyak lahan yang beralih fungsi. Dengan program ini, diharapkan lahan singkong bisa diperluas, sehingga tidak hanya membantu mengatasi sampah plastik, tetapi juga mendukung program ketahanan pangan nasional dengan menanam lebih banyak singkong,” jelasnya.
Sementara itu, Tommy Cipta Jaya, Co-Founder dan CEO Greenhope, menjelaskan bahwa program From Root to Market bertujuan mengubah singkong dari sekadar bahan pangan tradisional menjadi produk berkelanjutan yang memiliki nilai tambah tinggi.
“Dulu singkong hanya dimanfaatkan untuk makanan ringan, produksinya tidak berkelanjutan, produktivitas dan kualitasnya pun belum optimal. Sekarang, dengan teknologi Greenhope, pati singkong dapat dikonversi menjadi bioplastik ramah lingkungan,” ungkap Tommy.
Teknologi Greenhope memungkinkan pembuatan berbagai produk seperti kantong sampah, kantong belanja, kantong bibit, hingga sedotan yang lebih ramah lingkungan.
“Produk ini memiliki jejak karbon lebih rendah. Jika dibuang ke tanah atau TPA, akan terurai menjadi H₂O, CO₂, dan biomassa, sehingga tidak mencemari lingkungan dengan mikroplastik,” jelasnya.
Menurut Tommy, singkong yang digunakan tidak bersaing dengan kebutuhan pangan karena menggunakan varietas seperti singkong gajah dan singkong racun, yang dapat tumbuh di lahan marginal.
“Visi kami adalah menciptakan rantai pasok yang menyejahterakan petani sambil mengatasi permasalahan lingkungan. Teknologi ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga menekan polusi mikroplastik,” tegasnya.
Tommy juga menambahkan bahwa potensi pengembangan singkong untuk bioplastik di Desa Cikarawang bisa mencapai 100 hektar, menjadikannya sebagai sentra percontohan inovasi bioplastik berbasis pertanian di Indonesia.
“Di Cikarawang, para petani sangat handal. Ini bisa menjadi model bagaimana teknologi Indonesia dan hasil pertanian lokal dapat mengatasi permasalahan lingkungan global, seperti emisi karbon dan mikroplastik,” ujarnya.
Sebagai perusahaan wirausaha sosial, Greenhope berkomitmen untuk menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai inovator dalam industri bioplastik.
“Indonesia harus bisa memanfaatkan inovasi teknologi untuk menghubungkan mata rantai tradisional petani dengan produk modern seperti sedotan, kantong sampah, dan kantong bibit yang ramah lingkungan,” pungkas Tommy. (Ery)
Berikan Komentar