Gagal Tes CPNS, Kakak Adik Ini Alami Gangguan Mental, Sampai Mau Bunuh Orang

mediabogor.com, News – Kisah yang dialami Siti Nurliyana Purba dan Janter Purba, warga Simalungun, Sumatera Utara ini, bisa menjadi contoh dan pelajaran bagi kita. Mereka terpasang dipasung oleh kedua orangtuanya dikarenakan, gagal dalam tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru – baru ini.

Keduanya dikurung di dalam kamar berbeda berukuran 2×3 meter di Desa Bahlias, Kecamatan Panai.

“Payah, pak. Kalau tidak diikat, mereka pasti mengamuk, mengejar orang yang dilihatnya. Kami juga merasa bersalah jadinya, ” ungkap Bungani dilansir dari situs Merdeka

1. Karena Gagal Tes CPNS?

Kondisi mereka semakin parah karena kondisi kamarnya sangat kotor dan mengeluarkan aroma tak sedap. Sebelumnya mereka pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Adam Malik Medan, namun faktor biaya membuat kakak beradik itu harus dibawa pulang.

“Waktu itu pernah masuk rumah sakit Adam Malik, waktu bapaknya masih ada. Tapi sekarang udah nggak ada duit lagi. Tanah sama ladang kami pun udah habis untuk biaya orang ini,”imbuhnya menambahkan.

Bungani menceritakan awal mula Siti mengalami gangguan jiwa. Menurutnya,perempuan berusia 43 tahun itu mengalami gangguan sejak berusia 19 tahun. Kala itu, ia mengalami stres akibat gagal melawati tes masuk pegawai negeri sipil (PNS).

Sedangkan Jansen sendiri baru menginjak usia 11 tahun, saat kakaknya mulai mengelami gangguan jiwa. Saat ini, Jansen telah berusia 32 tahun.

2. Ancam Bunuh Orang

Keduanya terpaksa dipasung, karena sering mengancam dan membahayakan orang-orang di sekitarnya. Namun, masih diberikan makan dan minum secara rutin oleh ibunya.

“Malah kadang bisa mengamuk sendiri, sampai mau bunuh orang. Kalau Siti itu kalau ada laki-laki lewat dia ngajak-ngajak kawin,” lanjutnya.

Melihat kejadian itu, kepala camat Panei, M U Baurus mengatakan akan segera menangani kasus tersebut.

“Kita akan berupaya mencari langkah-langkah yang lebih manusiawi untuk dua bersaudara ini. Menurut saya, memasung atau mengurung keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau depresi, bukan langkah yang tepat. Ada banyak cara lain yang lebih baik,” tegas Baurus.

 

 

(sumber:dream.co.id)

 

Berita Terkait

Berikan Komentar