Empat Jenazah Satu Lubang

Mediabogor.co, BOGOR – Empat jenazah di satu lubang. Jenazah itu adalah pahlawan yang gugur ditembak. Lokasi makam itu berada di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor.

Makam itu tak seperti makam pahlawan pada umumnya. Tak berbentuk persegi panjang. Lebih ke kotak sama sisi. Di tengahnya terpampang penanda. Bentuknya seperti peluru berdiri. Paling atas berwarna emas. Dibawahnya warna merah dan putih.

Di bagian depan makam pahlawan itu terpampang batu nisan. Di atas batu nisan warna hitam ada tulisan tugu amunisi makam pahlawan tanpa nama.

Minggu siang, makam pahlawan itu didatangi sejumlah orang. Mereka tokoh masyarakat sekitar. Di sana mereka membersihkan makam tersebut.

Salahsatunya ada Amil H Darus. Tokoh masyarakat sekitar. Kepada  awak  media ia menceritakan sedikit sejarah yang ia tahu tentang makam tanpa nama itu. Cerita turun temurun dari orang tuanya dulu.

“Satu lubang ini ada empat jasad. Mereka pahlawan yang dieksekusi di hutan longkit,” tutur Amil membuka cerita.

Kata dia di sekitaran rawa kalong ini dulunya hutan bernama hutan longkit. Saat itu empat pahlawan yang merupakan tahanan. Mereka di bawa dari salah satu wilayah yang sekarang disebut  Depok. Meraka di eksekusi dsn ditembak.

Jasad empat pahlawan ini tak langsung dikubur. Dibiarkan selama tiga hari sebelum akhirnya oleh masyarakat dikubur dalam satu lubang.

“Warga menunggu tiga hari, dirasa sudah aman, baru dikubur,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Dusun 1 Rawakalong, Jeky Irmawan menambahkan, sebelum dimakamkan, lubang sudah warga gali lebih dulu.

“Setelah dirasa aman, kemudian jasad empat pahlawan tanpa nama itu diangkat menggunakan gerobak,” katanya kepada  Wartawan Minggu (11/8/2024).

Untuk penamaan makam amunisi atau pelor sendiri itu dilakukan pada tahun 80-an. Nama pelor sendiri berasal dari kata peluru. Menandakan pahlawan yang dikubur disana meninggal karena tertembak.

“Jadi itu cerita yang disampaikan secara turun temurun,” paparnya.

Setiap 17 Agustus, kata dia makam ini selalu didatangi oleh masyarakat untuk memanjatkan doa, mengenang perjuangan pahlawan. Biasanya dilakukan malam sebelum HUT RI.

“Doa bersama lalu melakukan upacara di kantor kecamatan,”pungkasnya (Sir)

Berita Terkait

Berikan Komentar