
Edukasi Sering Diabaikan, Jenal Mutaqin : Ruang Publik Milik Bersama, PKL Diminta Kontribusi Jaga Kebersihan
Mediabogor.co, BOGOR – Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menegaskan komitmennya dalam menangani permasalahan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati sejumlah titik fasilitas umum di Kota Bogor. Sejak dilantik dan menjabat lebih dari tiga bulan, Jenal aktif turun ke lapangan untuk mengidentifikasi berbagai persoalan perkotaan, termasuk perilaku masyarakat, data penduduk, hingga kondisi para sopir angkot dan PKL.
“Sya berkeliling di tengah Kota Bogor. Saya mengidentifikasi dari prilaku, mengidentifikasi data penduduk, mengidentifikasi supir angkot dan salah satu nya Pedagang Kaki Lima (PKL). Sebetulnya kita ingin pendekatan, edukasi, kita mengajak untuk bersih bersih lingkungan dengan membawa sapu, bawa sikat dan bawa lain lain cuma tidak tahu kenapa ajakan itu seolah olah di abaikan,” ujarnya kepada wartawan.
Ia menyesalkan bahwa banyak PKL masih menganggap kebersihan dan pemeliharaan fasilitas umum adalah tanggung jawab pemerintah semata. Padahal, menurutnya, ruang publik merupakan milik bersama yang harus dijaga semua pihak, termasuk para PKL yang menggunakan area tersebut untuk berdagang.
“Tidak ada kontribusi, malah kontribusi nya ke oknum, itu yang saya tidak suka. Pemkot engga mengurus, Pemkot tidak mengelola, mereka merusak fasilitas kota yang menerima nya oknum,” tegasnya.
Jenal juga mengungkapkan adanya praktik pungutan liar dari oknum terhadap para PKL, terutama di lokasi-lokasi strategis seperti Alun-Alun Kota Bogor, MA Salmun, dan kawasan Nyi Raja Permas. Ia menegaskan bahwa Pemkot Bogor bersama Polresta Bogor Kota telah bekerja sama untuk memberantas praktik tersebut.
“Ketika ada laporan, saya minta nama dan fotonya. Kalau sudah dapat, kita langsung tindak. Karena mereka memungut uang dari PKL. PKL nya merasa dilindungi, padahal itu salah,” jelasnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemerintah Kota Bogor kini sedang mengkaji opsi relokasi bagi para PKL yang berada di kawasan Alun-Alun. Prioritas utama adalah memberikan tempat bagi warga asli Kota Bogor. Dua titik yang menjadi pertimbangan relokasi yakni area dalam pasar dan kawasan di belakang Stasiun Nyi Raja Permas.
“Solusinya pemerintah kota sedang mencari relokasi untuk pedagang di alun alun dan prioritas adalah warga Kota Bogor. Di relokasi na antara di dalam pasar atau di belakang stasiun Nyi raja permas. Tetapi ini masih dalam kajian,” pungkasnya.
Berikan Komentar