
Duh, Lagi-Lagi Ditemukan, Limbah Medis Berbahaya Dibuang ke Sungai
mediabogor.com, Bogor – Lagi-lagi limbah sampah medis kategori B3 rumah sakit ditemukan di buang ke sungai Ciliwung wilayah RT 02/10 perbatasan Kebon Jukut dan Sukasari.
“Limbah medis itu, saya temukan saat lagi survey lokasi untuk kegiatan bebersih minggu depan sekaligus menerima tim media untuk lomba kebersihan lingkungan di wilayah tersebut,” kata Lurah Babakan Pasar, Rena Da Frina, Kamis (4/7/19).
Rena mengatakan, ada sekitar 8 kateter yang ditemukan. Namun, yang bisa diamankan hanya 6 karena ada 2 yang hanyut.
“Karena kita mensurvey hanya satu lokasi jadi limbah ini, hanya ditemukan di lokasi ini saja. Limbah ini, akan kami simpan sebagai barang bukti untuk selanjutnya kita akan koordinasi dan melaporkan kepada pimpinan untuk dapat ditindaklanjuti sambil mengumpulkan informasi-informasi tambahan dari warga sekitar. Selain itu, pengujian terhadap air sungai nanti akan kami coba sampaikan ke instansi terkait,” ucapnya.
Penemuan limbah medis ini, bukanlah hal baru. Beberapa waktu lalu relawan Komunitas Peduli Ciliwung juga menemukan sampah medis yang di buang ke sungai Ciliwung di sekitar Jembatan Jalan Riau, Baranangsiang, Kota Bogor.
Salah satu anggota Satgas Naturalisasi, Suparno Jumar mengatakan, limbah alat medis rumah sakit yang ditemukan berupa Kateter atau kantong urin dan obat bekas.
“Belum pernah diketahui asalnya limbah ini darimana. Hampir tiap Sabtu, saya dan teman-teman relawan lain sering banget nemukan kayak gini. Tapi ditempat yang berbeda-beda. Terkadang nampak baru karena bersih. Terkadang sudah coklat seperti menahun,” kata Suparno.
Menurutnya, alat medis yang dibuang ke sungai itu, sangat berbahaya. Karena bisa saja alat itu mengandung bakteri dari penyakit menular. Ketika pecah, baik sengaja atau tidak, akan menyebar sepanjang aliran air. Dan itu, bisa jadi wabah luar biasa.
Di tempat terpisah, Kadinkes Kota Bogor, Rubaeah menerangkan, limbah B3 itu, bisa membahayakan terutama penyakit kulit, pencernaan, maupun saluran pernapasan kalau tertelan airnya melihat apa yang terkandung dalam B3 itu sendiri. Karena itu, pihaknya akan menindaklanjuti dan menelusuri limbah B3 yang dibuang itu asalnya darimana. Ia menduga limbah tersebut bisa dari faskes, hotel, atau pabrik.
“Akan kita telusuri asalnya darimana. Kita akan datangi dan memberikan penyuluhan supaya tidak berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Karena harusnya tidak boleh terjadi,” kata Rubaeah saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Masih kata Rubaeah, namanya suatu perusahaan, hotel, pabrik, itu pengelolaan limbahnya harus betul dari UKL UPL atau amdalnya. Karena itu, dalam upaya pengendalian pengelolaan limbah ini, selalu bekerjasama dengan LH.
“Kan, untuk pembuatan Amdal atau UKL UPL itu, ada konsultannya di LH dan kita selalu diundang memberikan masukan dan sarannya. Baik itu sarana kesehatan kemudian masalah hotel, masalah pabrik dan semua yang menghasilkan limbah B3. Dan itu, menjadi pemantauan kita dan LH. Tapi yang ini kita kecolongan,” ungkapnya. (*/d)
Berikan Komentar