
Dudung Sanjaya Wujudkan Rumah Murah untuk Karyawan, Simbol Kepedulian dan Perubahan
Mediabogor.co, BOGOR – Dadang Sanjaya, atau lebih dikenal sebagai Dudung, Owner dari Anak Dalam Negeri (Andalan) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap karyawan melalui program pembangunan rumah murah.
Hari ini, dalam sebuah acara simbolis yang berlangsung penuh kehangatan, dilakukan serah terima kunci rumah bagi karyawan, disertai santunan, doa bersama, dan diakhiri dengan makan bersama atau ngeliwet.
Dalam sambutannya, Dudung menjelaskan konsep unik dari program ini. Rumah yang dibangun khusus untuk karyawan tidak memerlukan survei, dengan cicilan yang sangat murah. Dengan penghasilan harian Rp30.000, karyawan hanya membayar Rp10.000 per hari untuk rumah seharga Rp200 juta, yang disubsidi oleh Andalan yang bertagline “Menolak Miskin, Wajib Rajin”
“Rumah ini adalah bentuk penghargaan saya kepada karyawan yang bekerja tulus, jujur, tidak mengeluh, dan memiliki semangat tinggi,” ujar Dudung kepada wartawan, Minggu 29 Desember 2024.
Saat ini, pembangunan rumah sedang berjalan, Dudung mengatakan akan terus melakukan unit rumah di atas lahan seluas 3.000 meter persegi.
Namun, Dudung mengungkapkan rencana ambisiusnya untuk membuka lahan seluas 2 hektar agar lebih banyak karyawan dapat memiliki rumah.
Program ini juga terbuka untuk warga sekitar yang ingin bergabung bekerja di Andalan. Dudung menargetkan pemberdayaan pribumi di Kota dan Kabupaten Bogor. Hingga kini, Andalan telah mempekerjakan 180 karyawan yang beragam, mulai dari pedagang gorengan, sempol, es, hingga pekerja lainnya.
Menariknya, Dudung tidak memandang latar belakang calon karyawannya. Beberapa karyawan adalah mantan bandar narkoba dan penjual wanita.
“Saya tidak melihat masa lalu mereka. Yang penting adalah niat untuk berubah menjadi lebih baik,” katanya.
Dudung juga berbagi kisah hidupnya yang penuh liku. Lahir dari keluarga sederhana, ia mulai bekerja sejak usia 12 tahun sebagai tukang sablon. Kehidupan keras memaksanya menjual ketan bakar, arang, hingga membuka pangkalan LPG. Namun, titik terendahnya terjadi pada 2019–2021, ketika ia kehilangan segalanya akibat pandemi dan judi online.
“Saya pernah menjual rumah, mobil, bahkan motor, sampai sulit memberi uang jajan anak. Tapi keluarga saya terus mendukung, dan itu yang membuat saya bangkit,” ujar Dudung.
Bangkit dari keterpurukan, Dudung memulai usaha ayam potong pada 2022. Kini, ia memiliki 62 outlet ayam potong dengan omzet harian mencapai Rp250 juta.
Dudung berharap program pembangunan rumah ini dapat terus berlanjut. Pada 2025, ia menargetkan pembangunan 12 unit rumah tambahan untuk karyawan. Selain itu, ia merencanakan pendirian yayasan yang mencakup fasilitas pendidikan seperti PAUD dan mushola.
“Hidup itu harus lurus dan tulus. Jangan berhenti berbagi, meski kita berada di titik terendah. Insya Allah, hasilnya akan mulus,” tutup Dudung, penuh semangat. (Ery)
Berikan Komentar