Dipungut Rp 700 Ribu per Bulan, Orang Tua Murid di SMAN 1 Bogor Tidak Terima

Dipungut Rp 700 Ribu per Bulan, Orang Tua Murid di SMAN 1 Bogor Tidak Terima

Mediabogor.com, Bogor – Orang tua siswa dari SMAN 1 Bogor geram, dengan pungutan Komite sekolah yang membebankan kepada masing-masing siswa sebesar Rp700 ribu per bulan atau Rp8,4 juta per tahunnya. Hal ini dinilai terlalu besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 625 ribu per bulan atau 7,5 juta per tahun

Salah satu orang tua murid mengatakan, iuran yang dibayarkan setiap bulan ini, tidak dicantumkan dalam kwitansi pembayaran oleh komite sekolah.

“Komite sekolah terima duit tapi gak nulis nominal duit yang diterima,” ucap orang tua siswa SMAN 1 Kota Bogor yang enggan disebutkan namanya, baru – baru ini

Ia sangat menyayangkan tindakan Komite SMAN 1 Bogor yang tidak mencantumkan nilai nominal di kwitansi pembayaran. Padahal, beberapa darpengurus Komite sekolah, merupakan pejabat negara yang notabene mengerti hukum.

“Pengurus komitenya ada pejabat BPK dan Deptan. Kok bisa kwitansi pembayaran tidak dicantumkan nilai nominalnya,” imbuhnya.

Tak hanya itu, beberapa pengurus Komite juga bukan wali murid. Sebab, dari anak-anak mereka sudah lulus sekolah.

“Anak mereka dulu sekolah di SMAN 1, sekarang sudah tidak. Padahal arahan menteri, komite itu terutama ketua komite, harus dari wali murid, bukan tokoh masyarakat,” imbuhnya.

Iuran Rp700 ribu tersebut, akan digunakan untuk membangun gedung berlantai 4. Gedung berukuran 12 x 40 meter persegi itu akan difungsikan sebagai sarana pembelajaran, masjid, kantin, laboratorium dan ruang serbaguna.

Dikutip dari laman kemdikbud.go.id, jumlah siswa SMAN 1 Kota Bogor ada sekitar 999 siswa, dengan rincian pelajar laki-laki 423 orang dan pelajar perempuan 576 orang.

Jika pada tahun 2016 Komite SMAN 1 Bogor memungut Rp7,5 juta per siswa, maka dana yang terkumpul sebanyak Rp7,5 miliar. Sedangkan pada tahun 2017, dana iuran yang terkumpul Rp8,4 miliar. Jadi, totalnya Rp15,9 miliar selama dua tahun.

“Harusnya yang bangun gedung sekolah itu pemerintah. Itu kan tanggung jawab pemerintah, bukan orang tua siswa,” cetusnya.

Saat mengkonfirmasi kepada pihak komite sekolah. Salah satu anggota komite sekolah, berinisial FT mengatakan, nominal sumbangan tersebut berdasar kesepakatan wali murid.

Selain itu, pihaknya juga memberi surat edaran kepada wali murid terkait iuran siswa. FT menyebutkan bahwa iruan tersebut digunakan untuk menutupi biaya operasional Rp 250.000 dan untuk pembangunan gedung 4 lantai sebesar 450.000 ribu. Jadi, totalnya Rp700 ribu.

“Berdasarkan hasil rapat itu dilemparkan ke orang tua untuk penyelesaian pembangunan, sumbangan itu 250 dan 450 untuk biaya opersional, gak ada paksaan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, bahwa bantuan dari pemerintah sangat terbatas. Karena itu, komite sekolah mengundang semua orang tua untuk patungan membangun gedung lantai 4.

Sebelumnya, Ketua Komite SMAN 1 dr Delima mengakui, dana pembangunan gedung pendukung sarana pembelajaran SMAN 1 Kota Bogor diperoleh dari uang bulanan para orang tua siswa.

”Sebenarnya, pembangunan gedung berlantai empat itu sudah direncanakan tiga tahun lalu. Saat Kepala SMAN 1 Surya Setiamulyana. Namun karena dananya belum mencukupi, akhirnya sekarang ini baru terwujud. Jadi, mudah-mudahan berjalan lancar dan selesai tepat waktu,” tutur dr Delima pada September 2016 silam. (RF)

Berita Terkait

Berikan Komentar