Demokrasi Berujung Tirani Bukti Bukan Hanya Human Rrror, tapi Error System

Demokrasi Berujung Tirani Bukti Bukan Hanya Human Rrror, tapi Error System

Mediabogor.co, BOGOR – Tidak hanya terjadi di Indonesia, justru negara pencetus demokrasi, yakni Amerika juga mengalami hal serupa. Dimana desas desus kecurangan pilpres terjadi disana. Bahkan, para pendukung Trump masuk secara membabi buta ke dalam gedung parlemen/Capitol Hill. (Detikdotcom) “Bentrokan antar penguasa dan rakyat terlihat jelas disana”. Kita bandingkan dengan keluasan hati rakyat Indonesia. Tak ada masyarakat yang membuat kerusuhan mrangsek gedung DPR seperti yang Capitol alami. Padahal sudah jadi rahasia umum, kecurangan pilpres di Indonesia 2019 lalu merupakan pemilu terkelam sepanjang sejarah, hingga merenggut 894 petugas KPPS meninggal dunia dan 11.239 petugas mengalami sakit, menurut data kemenkes. (kompasdotcom).

Perbandingan reaksi antara pendukung Prabowo dan pendukung Trump bisa menjadi pembahasan menarik, sebab seringkali kubu pendukung Prabowo dicap intoleran. Hanya karena, mayoritas dari mereka adalah pemuka agama dan umat muslim yang ikut serta dalam momen 212 yang kian mengkritisi pemerintah. Hingga Prabowo-Sandi berkoalisi dengan kepemimpinan Jokowi sekarang, tak membuat mereka berbuat anarkis.

Sebagian orang yang berpikir pragmatis,
melihat kerusuhan yang disebabkan kecurangan pilpres bertujuan untuk merusak demokrasi. Sebagian lagi, tidak sedikit para tokoh yang berbicara kecurangan dalam pilpres merupakan pembunuhan demokrasi oleh internalnya sendiri.

Fakta demokrasi yang terjadi di Indonesia, maupun demokrasi di Amerika tak berbeda. Pemandangan di Capitol Hill telah mengekspos demokrasi apa adanya, dan sekarang para pengembannya kehilangan otoritas moral.

Tidak disadari oleh mayoritas masyarakat bahwa, mengembalikan keutuhan demokrasi bukanlah solusi. Karena faktanya justru, sekitar kurang lebih 380 tahun yang lalu Plato, salah seorang pemikir dan penulis paling awal mengenai demokrasi, meramal bahwa memberikan kesempatan masyarakat untuk memerintah diri mereka sendiri pada akhirnya akan membawa rakyat mendukung kekuasaan yang dikendalikan oleh para tiran. Dan kini terjadi.

Demokrasi bertolak pada filsafat politik yang berputar pada kedaulatan, kebebasan dan keadilan versi manusia. Jadi tidaklah mustahil, bahwa demokrasi akhirnya dikuasi oleh oligarki. Inilah yang harusnya menjadi fokus warga negara dalam mengoreksi setiap kebijakan politik.

Indonesia dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, pernah disanjung Barack Obama. Karena dianggap sebagai negara yang paling ideal menerapkan demokrasi. Bukan tanpa alasan, sebab Islam membentuk muslim tidak berbuat semena-mena. Kita lihat bagaimana islam dijunjung tinggi di momen 212 tanpa kerusuhan atas nama membela agama. Dan, tidak menjadikan anarkis sebagai solusi walau data kecurangan pilpres 2019 terungkap jelas. Bukan karena kebijakan yang demokratis. Tapi masyarakatnyalah yang menjunjung luhur nilai-nilai islam dalam mematuhi kebijakan sistem.

Bukti bahwa, tidak ada kesempurnaan selain islam. Indonesia dengan mayoritas muslim, mampu berdamai dengan keadaan sekontra apapun penguasa membuat aturan.

Islam bisa membentuk pribadi muslim yang damai, tentu islampun piawai mengatur sistem kepemerintahan penuh kedamaian. Sifat asli demokrasi semakin tergurat jelas teriring dengan otoritarianisme oleh elit politik.

Harusnya umat semakin menyadari, bahwa krisis demokrasi dan tirani meritokrasi yang terjadi, adalah buah dari ketidaksadaran umat atas cacatnya sistem saat ini. Islam sebagai ideologi menawarkan solusi yang mampu menyelesaikan segala polemik yang bermuara pada politik. Bagaimana sistem islam mampu berbuat adil karena hukum yang mengatur adalah berasal dari Allah, Zat Yang Maha Adil dan Kuasa atas dunia.

Tidak seperti demokrasi yang mengandalkan nalar manusia dalam berhukum: penuh keterbatasan dan tempatnya salah. Menyadari akan hal ini, sudah saatnya umat mengembalikan segala aturan kepemerintahan dengan hukum Allah. Allah menghadirkan islam, tidak sebatas al dien, tapi juga sebagai ideologi yang terbukti berhasil memimpin dunia penuh rahmat dan kesejahteraan.

Kebijakan dan segala aturan yang bersumber pada Al Quran, tidak akan berakhir tirani sebagaimana demokrasi. Yang terjadi adalah, pemimpin bekerja penuh kesadaran atas kinerjanya yang kelak akan Allah mintai pertanggung jawabannya. Dengan begitulah, pemerintah dalam sistem islam akan menciptakan masyarakat yang patuh pada hukum Allah. Hidup bermasyarakat & bernegara pun akan senantiasa damai penuh keberkahan.

Oleh: Pietra Kharisma
(Pemgamat Politik)

Berita Terkait

Berikan Komentar