Dari Hobi Koleksi Hingga Buat Pisau Sendiri, AFWKnife Tembus Mancanegara

mediabogor.com, Bogor – Berawal dari hobinya berpetualang di alam terbuka dan mengoleksi pisau outdoor, A Friyana Wiradikarta (AFW) mencoba mengembangkan hobinya dengan membuat pisau outdoor sendiri. Tak disangka, usaha pembuatan pisau yang ia beri nama AFW Knife itu, kini telah dikenal di seluruh Indonesia hingga ke mancanegara.

Ditemui di kediamannya di Jalan Bojong Pesantren RT 01/03, Kelurahan Bojongkerta, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Friyana mengatakan, mulai membuat pisau outdoor tahun 2015 dengan alat seadanya. Ia mengaku, awalnya membuat pisau hanya untuk menyalurkan hobi.

“Waktu itu, saya bikin hanya 1-2 buah saja. Setelah selesai saya aplod di media sosial. Ternyata teman-teman pada ngerespon katanya bagus tuh bentuknya dan akhirnya ada yang mesan lalu saya buatkan,” kata Friyana, Minggu (24/3/19).

Setelah itu, lanjutnya, tambah banyak yang memesan dan orang semakin respek dengan kualitas pisau buatannya. Dari situ dirinya mencoba memperdalam lagi tentang ilmu perlogaman secara otodidak dan membeli peralatan tambahan.

“Baru empat bulan memperdalam ilmu logam, yang mesan sudah ngantre. Saya berpikir mungkin ini, jalur usaha saya. Makanya saya tekuni dan kembangkan,” ucap Friyana yang menyebut motto untuk produknya “simple knives for outdoor activity”.

Di saat usahanya mulai meningkat, sambung Friyana, dirinya mendapat bantuan kemitraan dari PT Antam untuk pengembangan usaha. Dibantu sang istri dalam memasarkan produk, dirinya mulai fokus mengembangkan usaha dengan membuat bengkel yang layak dan melengkapi alat kerjanya.

“Pisau yang saya bikin bervariasi dari pisau adventure, pisau lempar hingga pisau dapur. Hanya yang lebih dominan ke pisau outdoor activity. Karena itu, beberapa klien saya juga ada yang dari kalangan militer seperti Korem, Brimob, Paspamres, yang minta dibuatkan pisau khusus,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, banyak ibu-ibu meminta dibuatkan pisau dapur karena menyukai kualitas pisau AFW yang berbahan baja high carbon anti karat, kuat, simple, dan tidak mudah rusak. Itu yang membuat pisau AFW awet dan tidak selalu harus diasah.

“Awalnya saya tidak pernah membuat pisau dapur. Namun, karena banyak yang memesan akhirnya saya buatkan. Dan sampai sekarang yang paling banyak diorder dan mensupport hidup saya adalah dari pemesanan pisau dapur,” ucapnya.

Ia mengatakan, bahan yang digunakan adalah baja premium high carbon yang di import dari luar negeri. Itu ia dapatkan lewat temannya yang menjadi distributor. Ia menjelaskan, awal pembuatan dimulai dari pembentukan bilah dengan proses tempa atau melalui proses stok removal. Kemudian masuk ke proses grinding dilanjut ke tahap penyipuhan untuk merekatkan ikatan besi dan carbon agar baja lebih kuat.

Setelah itu, ke tahap pemolesan. Lalu pemasangan gagang pisau bisa pakai kayu, tulang, atau resin. Untuk pembuatan sarung bisa menggunakan kulit atau kayu. Setelah itu, pisau diasah. Terakhir proses pengecapan merek.

“Lama pembuatan pisau tergantung tingkat kesulitan baik ukuran kecil maupun besar. Untuk banyaknya pisau yang dibuat, kalau pisau custom sebulannya sekitar 15-20 pcs. Sedangkan pisau dapur bisa 60 pcs sebulan,” bebernya.

Untuk market, lanjut Friyana, selain lewat media sosial, konsumen didapat dari pameran-pameran salah satunya pameran INACRAF yang banyak menarik perhatian orang luar negeri. Rata-rata pembeli adalah kolektor, komunitas, instansi hingga perorangan.

“Selama dua tahun ke belakang saya mengikuti pameran INACRAF di JICC. Saya agak sedikit kaget juga, produk baru belajar dipercaya untuk ikut pameran. Namun, di situ merek pisau saya semakin dikenal orang dan pemesanan tambah banyak. Kita pernah mengirim ke beberapa negara seperti Brunei, Kanada, Norwegia, Polandia, Korea, Maroko, Brunei, Amerika, Jepang. Kalau di Indonesia, dari Aceh sampai Papua,” ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga pernah membuat pesanan khusus seperti golok damaskus dari empat jenis bahan logam yang dicampur. Kemudian membuat pesanan pisau dapur untuk souvenir sebanyak 80 pcs untuk acara nikahan. 40 pcs untuk souvenir pesanan Dephut, dan 200 pcs souvenir untuk perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan.

“Banyak juga yang mesan datang ke rumah. Untuk harga tergantung bahan, dimensi, ornamen, dan tingkat kesulitan. Umumnya yang sudah terjual untuk pisau adventure kisarannya mulai dari harga Rp 350 ribu sd 2 juta. Untuk pisau Bushcraft mulai harga Rp 350-800 ribu dan pisau dapur Rp 150 ribu,” jelasnya.

Ia menambahkan, pemesanan pisau biasanya meningkat setelah hari raya Idul Fitri atau memasuki Idul Adha. Di situ pemesan untuk golok sembelih meningkat dua kali lipat dari biasanya. (*/di)

Berita Terkait

Berikan Komentar