Dandim Minta Aparatur Wilayah Cegah Kelompok Radikal

mediabogor.com, Bogor – Komandan Kodim (Dandim) 0606/Kota Bogor Letkol Czi Aji Sujiwo memberikan pengarahan kepada seluruh aparatur wilayah seKota Bogor tentang pengamanan dan mencegah kelompok radikal mengakar di wilayah masing-masing. Pengarahan dilangsungkan di aula Kecamatan Bogor Tengah pada Rabu (26/6/19) siang.

Dandim mengatakan, acara ini, bertema ‘melalui komunikasi sosial dengan aparat pemerintah, kita tingkatkan sinergitas dan kerjasama guna menyiapkan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya untuk tercapainya tugas pokok TNI AD’. Paling mendasar dalam berbangsa dan bernegara adalah kemanan serta Kondusifitas. Setelah aman semua bisa berjalan, pembangunan juga sebagainya.

“Banyak kondisi minus di luar negara ini karena tidak aman. Siang ini kita hanya sharing dan baru bertugas lima bulan di Kota Bogor tapi sudah keliling belanja masalah dengan Aparat wilayah. Sehingga wilayah Bogor Barat harus ekstra pengawasannya seperti Sindang Barang, Situ Gede dan Margajaya yang diketahui wilayah seltidur kelompok teroris,” ungkap Dandim dihadapan para aparatur wilayah.

Aji melanjutkan, ada beberapa pecahan dari kelompok radikal terdahulu diantaranya yang diindikasi adalah Forum Muslim Bogor (FMB) dan Komunitas Royatul Islam (Karim). Kedua kelompok ini, menganut sistem pemerintahan khilafah. Bisa dibayangkan kalau Indonesia dalam bentuk khilafah wilayah Indonesia Timur bisa dihabisi oleh pemegang teguh paham radikal.

“Karena itu, hal ini harus dideteksi dini dahulu. Aparatur wilayah khususnya Kecamatan Bogor Barat harus diantisipasi sejak dini. Wilayah Bogor Barat banyak sekali tapi dijaga agar tidak ada gesekan,” terangnya.

Aji melanjutkan, selain itu banyak isu setelah Pemilu di Kota Bogor akan chaos, tidak diketahui dasarnya dari isu itu. Maka dari itu, hal-hal seperti kasus masjid Imam Ahmad bin Hambal di wilayah Bogor Utara harus diyakinkan adem serta tidak meledak.

“Ada juga persoalan imigran gelap yang harus diantisipasi, sehingga kita harus waspada. Apabila ada orang asing di wilayah Kota Bogor, aparat wilayah harus mengetahui siapa dan berapa jumlahnya, agar tidak kecolongan. Ada isu tenaga kerja asing besar-besaran ke Indonesia. Kalau ada kontrakan atau kostan harus didata. Jadi aparat wilayah memiliki data akurat, bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan,” bebernya.

Aji juga membeberkan, kelompok Organisasi Massa (Ormas) harus ditangani juga, dalam waktu dekat dengan Polresta Bogor Kota akan mengumpulkan semua ormas Kota Bogor. Jangan sampai terjadi seperti malam takbiran, ada gesekan ormas di depan Dandim dan Muspida lainnya.

“Ormas harus sesuai dengan Perpu no 2 tahun 2017 pengganti UU No 17 tahun 2013 tentang ormas. Jadi harus sesuai ketentuan ormas itu. Intinya dari pertemuan ini, pertama kita deteksi dini itu yang jelas mengumpulkan keterangan di seluruh lapisan masyarakat, kalau ada informasi sekecil apapun kami tindak lanjut dengan Polri bersama-sama. Kami punya tugas yang harus berjalan bersama-sama. Kami juga bekali aparat wilayah juga dengan teknik paling jitu mendekati masyarakat,” terangnya.

Sementara itu, Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, aparatur wilayah harus mau turun ke wilayahnya, apabila RT dan RW tidak melaporkan kondisi wilayah, mau tidak mau lurah turun menjemput bola.

“Saya inginkan aparatur wilayah lurah dan camat memiliki data lengkap penduduk di wilayah,” tegasnya.

Ditempat yang sama, Camat Bogor Tengah Agustiansyach mengaku, akan terus mengingatkan kepada para lurah agar terus konsisten terjun ke wilayah masing-masing.

“Sesuai dengan arahan Dandim, kami dari aparatur wilayah sudah melakukan hal itu. Tetapi pastinya akan lebih melengkapi data di wilayah. Sehingga kondusifitas tetap terjaga dan hal-hal mencurigakan segera ditindak,” pungkasnya. (*/Nick)

Berita Terkait

Berikan Komentar