Dampak Covid-19, Angka Kemiskinan Kota Depok Tertinggi di Jawa Barat

Dampak Covid-19, Angka Kemiskinan Kota Depok Tertinggi di Jawa Barat

Mediabogor.co, DEPOK – Pandemi Covid-19 yang masih berkepanjangan ini menyebabkan angka kemiskinan di Kota Depok menjadi yang tertinggi di Jawa Barat. Kasus kemiskinan di Kota Belimbing ini terjadi peningkatan sejak 2019 hingga 2020.

Badan Pusat Stastistik (BPS) Kota Depok mencatat kehidupan masyarakat di Kota Depok menjadi yang tertinggi garis kemiskinannya. Namun masih menjadi yang terbaik di Jawa Barat dibandingkan dengan kota lainnya.

Kepala BPS Kota Depok Mufti Swaghara mengatakan, aspek kehidupan di Kota Depok telah mengalami perubahan, yang dipicu akibat pandemik COVID-19 yang masih terus melanda. Bahkan, pandemik mengubah aspek sosial, kesehatan, hingga ekonomi.

“Perubahan kondisi dapat terlihat dari salah satu indikator sosial, yakni indikator kemiskinan di Kota Depok yang mengalami peningkatan,” ujar Mufti, Depok, Kamis (18/2/2021).

Sebagai tolak ukur, kata Mufti, pada 2019 kemiskinan makro di Kota Depok sebesar 2,07 persen atau sekitar 49,35 ribu jiwa, dengan garis kemiskinan per kapita per bulan Rp644.860. Dia menilai, garis kemiskinan di Depok merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Barat.

“Saat ini, undeks kedalaman kemiskinan di Kota Depok sebesar 0,24 atau terbaik se-Jawa Barat. Sedangkan, indeks keparahan kemiskinannya sebesar 0,04 dan masih terbaik se-Jawa Barat,” ujar dia.

“Bisa disimpulkan bahwa pada 2019, kemiskinan di Kota Depok berada pada level terbaik se-Jawa Barat, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Meskipun garis kemiskinannya terbesar,” kata Mufthi.

Mufti menuturkan, pada 2020 pandemik telah mengubah kondisi kemiskinan di Kota Depok. Indikator kemiskinan pada 2020 mengalami peningkatan menjadi 2,45 persen atau sekitar 60,43 ribu jiwa, sedangkan sebelumnya pada 2019 sebesar 2,07 persen.

Mufti menilai, walaupun Kota Depok mengalami peningkatan kemiskinan, namun hal itu dinilai wajar. Hal itu mengingat Depok masih melakukan resesi ekonomi yang terjadi, sebagai dampak terjadinya pandemik berkelanjutan.

“Kemiskinan di Kota Depok secara kualitas masih tetap menjadi yang terbaik di Jawa Barat, indeks kedalamannya tetap terbaik di angka 0,29, sedangkan indeks keparahan kemiskinannya juga tetap yang terbaik dengan nilai 0,06 di Jawa Barat,” ucap dia.

Mufti mengatakan, meskipun Kota Depok sebagai kota termahal di Jawa Barat, namun kemiskinannya terbaik. Hal itu dapat dilihat dari biaya untuk bisa hidup dengan layak di Kota Depok itu paling mahal se-Jawa Barat.

Dia membandingkan, apabila seseorang yang kesehariannya hidup di Kota Banjar dalam sebulan hanya memerlukan biaya Rp344.363, untuk dapat hidup dengan dasar minimal yang layak. Namun di Kota Depok untuk standar minimal layak bisa hidup sehari-hari, membutuhkan biaya Rp688.194 per orang tiap bulannya.

“Kenapa alasannya membandingkan dengan Kota Bajar? Yaitu karena Depok paling tinggi, sehingga dapat dibandingkan dengan kota manapun di Jawa Barat,” pungkas Mufti. (Jar)

Berita Terkait

Berikan Komentar