Cagub Jawa Barat Ridwan Kamil Pedagang Pasar Harus Mampu Mengaplikasikan Dunia Maya

Cagub Jawa Barat Ridwan Kamil Pedagang Pasar Harus Mampu Mengaplikasikan Dunia Maya

MediaBogor.com, Bogor – Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat dari nomor urut satu Ridwan Kamil meminta pedagang pasar mulai belajar mengaplikasikan perdagangan di dunia maya agar mampu bersaing dalam iklim ekonomi saat ini.

Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Kang Emil itu saat mendengar keluhan dari pedagang Pasar Kebon Kembang Kota Bogor yang mengaku dalam setahun mengalami penurunan daya beli. Selain persoalan turunnya daya beli, para pedagang juga mengeluhkan buruknya infrastruktur dan semrawutnya pasar yang disinyalir membuat orang malas berbelanja.

“Banyak pembeli lebih memilih layanan (jual beli) online. Saran saya ya ada dua, di pasarnya tetap, di online-nya ada. Sekarang mah modelnya harus seperti itu,” kata Kang Emil dalam agenda kampanye di Kota Bogor, Senin (16/4/18).

Menurut dia, pembeli sekarang ada dua tipe. Para pedagang, hendaknya harus mampu membaca dan menyiasati cara agar dua tipe pembeli ini tetap dapat dijangkau. “Daya beli ini memang jadi masalah umum, kita doakan pemerintah pusat punya cara-cara karena ini masalah nasional. Harus mau berubah, ada yang mau datang ada yang malas datang. Semua harus dibuat nyaman,” ucap dia.

Kang Emil tak menampik jika pasar adalah memiliki peran penting karena merupakan tempat berkumpulnya masyarakat sekaligus sebagai mesin ekonomi. Oleh karena itu untuk menarik minat masyarakat, pasar offline tetap harus nyaman, tidak jorok, dan lancar.

“Jika Allah swt menakdirkan, saya akan mengordinasikan agar infrastruktur ke pasar bisa lebih maksimal. Konsepnya dengan bantuan gubernur kalau pemerintah tingkat II kesulitan mengembangkan (pasar),” ujarnya

Perdagangan berbasis online merupakan bagian dari cita-cita Kang Emil membangun Jawa Barat sebagai provinsi digital di Indonesia. Selain perdagangan, digitalisasi juga akan dilakukan di sektor birokrasi dan pelayanan.

“Ini sudah dicoba di Bandung dan akan dibawa ke Jawa Barat. Di Bandung sekarang beli sayur ke Pangalengan sudah bisa online, kalau ini diaplikasikan, petani bisa lebih sejahtera. Tidak hanya tengkulak,” ucap dia seraya menuturkan visi provinsi digital yang akan mengubah Jawa Barat lima sampai sepuluh tahun ke depan.

Untuk itu, ditegaskanya Emil, pemerintah harus memiliki sistem untuk membantu masyarakat mampu memanfatkan model perdagangan online. “Jawa Barat Digital adalah visi misi Pasangan Rindu, oleh karena itu kami akan upayakan pelatihan agar masyarakat Jawa Barat teredukasi dan semakin melek dengan dunia digital,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pedangan Blok C dan D Pasar Kebon Kembang (Pasar Anyar) Kota Bogor, Rizaldy membenarkan, buruknya infrastruktur dan pertumbuhan toko modern yang menerapkan layanan online membuat pedagang pasar kesulitan.

Hal ini disinyalir imbas dari semrawutnya jalan menuju pasar dan ketiadaan parkir yang memadai.

“Dengan jalan yang agak menyempit jadi masuk ke pasar agak sulit. Semrawut. Belum mall-mall dan online, ini juga berpengaruh. Jika infrastruktur pasar memadai, layanan online juga tidak akan memberi pengaruh. Sekarang ini orang malas, karena pasar semrawut, parkir susah, otomatis dia berpikir ulang jika mau berbelanja ke pasar,” kata Rizaldy yang sejak tahun 2000 berdagang pakaian anak di pasar tersebut. Rizaldy juga tak menampik jika dalam setahun terakhir daya beli turun. “Semua komoditi terasa penurunan,” ucap dia.

Nita, pelanggan Pasar Kebon Kembang juga membenarkan pernyataan Rizaldy. “Saya sering datang ke sini. Tetapi jalanannya macet, ruang parkirnya juga sulit,” ucap dia.

Dalam kesempatan blusukan di Pasar Kota Kembang ini, Kang Emil juga sempat didoakan oleh H Ahmad Maaruf, sesepuh Pasar Kebon Kembang yang sudah berdagang kitab di pasar tersebut sejak tahun 1958. “Saya harap kalau maslahat bapak terpilih. Supaya jadi baldatun toyyibatun wa robbun goffur,” ucapnya seraya diamini oleh Kang Emil dan sejumlah masyarakat.

Berita Terkait

Berikan Komentar