
Cagar Budaya Tugu Tegal Lonceng Minim Penerangan Lampu
Cagar Budaya Tugu Tegal Lonceng Minim Penerangan Lampu
Mediabogor.com, BOGOR – Sebuah bangunan berdiri tegak diatas lahan lapangan, yang di berinama Tegal Lonceng dan lambang tugu kuno setinggi kurang lebih 15 meter, wajib dilestarikan. Pasalnya, itu mengandung nilai sejarah perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Dalam sejarahnya.
Dilansir dari salah satu Media Online menyebutkan, lapangan tersebut merupakan tanah yang didapat dari NV Cultuur Maatschappy Dramaga. Sejak saat itu hingga sekarang, setelah 141 tahun lamanya, telah digunakan untuk kepentingan warga Dramaga Lonceng dan warga desa di sekitarnya secara terus-menerus tak pernah putus. ”Di Lapangan Tegal Lonceng pernah dilatih tentara rakyat yang berjuang melawan penjajah yang ingin kembali menguasai republik ini.
Dalam dokumen yang tersimpan sejak 1875 oleh seorang Asisten Wedana R Jebir Adji Poeradinata, diusulkan kepada tuan Van Hotman dari NV Cultuur sebagai pemegang hak erfpach (Hak Guna Usaha) agar tanah lapangan diizinkan dipergunakan bagi kepentingan warga setempat. ”Dengan nilai sejarah yang cukup nyata secara de jure dan de facto, merawat serta menjaga kelestarian lapangan dan Tugu Lonceng harus digelorakan.
Dengan dihapusnya hak erfpach atas tanah, lanjutnya, maka sejak saat itu tanah Tegal Lonceng kembali menjadi tanah negara. Penggunaannya pun untuk kepentingan warga sekitar, seperti sarana olahraga murid sekolah, kegiatan upacara hari bersejarah dan kegiatan lainnya. Saat ini dengan menggandeng perangkat wilayah, antara lain RT/RW, tokoh masyarakat di Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.
Dikatakan seorang Juru Kunci mang Udem (50) dirinya mengaku merawat tugu sejarah tersebut, selama puluhan tahun, “setiap hari saya membersihkan lapangan dan tugu ini, dan di hari kemerdekaan ini saya selain membersihkan saya cat ulang tampak depan tugu, dan dirinya harus naik ke atas tugu untuk menghias dengan umbul-umbul dan pas di tengah-tengah tugu saya pasangkan bendera Indonesia,” katanya. Minggu (19/8/18) satu hari lalu.
Dengan sukarela dirinya merawat tugu ini, namun dengan itu semuanya “dia sangat menyayangkan kurang nya perhatian dari pemerintah setempat, seperti minim nya fasilitasi lampu penerangan sehingga kalau malam benar-benar kurang terpantau karena mengalami kegelapan”,
Mang Udem berharap untuk pemerintah Kota Bogor bisa membantu fasilitasi apa yang dibutuhkan untuk perawatan tugu bersejarah tersebut.
Berikan Komentar