Bogor Masih Macet? Ini Konsep Keren yang Ditawarkan Bima Arya-Dedie Rachim

Bogor Masih Macet? Ini Konsep Keren yang Ditawarkan Bima Arya-Dedie Rachim

Mediabogor.com, BOGOR – Empat pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor yang akan berlaga di Pilkada serentak 27 Juni 2018 mendatang, menghadiri ‘debat pemanasan’ yang diselenggarakan oleh salah satu koran harian lokal di Kota Bogor, Selasa (13/3/2018). Bertajuk ‘Dialog Politik Membedah Visi Misi Calon Walikota Bogor 2018-2023’ para kandidat memaparkan program-program unggulannya.

Selain memaparkan program, keempat paslon juga disodorkan pertanyaan dari sejumlah panelis, yang terdiri dari Rektor UIKA Ending Baharudin, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB Aji Hermawan, Pemerhati Sosial Kemasyarakatan IPB Sofyan Sjaf,Pengamat Tata Kota Universitas Pakuan Budi Arief dan Wakil Ketua Bidang Teknis Kadin Kota Bogor Agus Lukman.

Paslon nomor urut 3, Bima Arya – Dedie Rachim (Badra), yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini tampak memaparkan dengan lugas program-program yang sudah, yang akan dan yang belum tercapai.

“Sebagai petahana tentu kewajiban kami adalah menyampaikan secara obyektif apa yang sudah, apa yang belum dan apa yang akan dilakukan. Kami memiliki 6 skala prioritas. Yang pertama adalah problem yang tadi disampaikan, yakni mengenai kemacetan. Betul, ini masih menjadi persoalan serius dan menjadi perhatian warga. Insya Allah proses konversi angkot terus berjalan. Saat ini seluruh angkot 100 persen sudah berbadan hukum. 25 badan hukum ini akan kita dorong untuk segera melanjutkan konversi menjadi bus tarnspakuan dari 3 angkot menjadi satu bus Transpakuan secara bertahap,” ungkap Bima Arya.

Menurut dia, tahun ini proses konversi angkot menjadi transportasi massal sudah berjalan sehingga tahun depan subsidi akan dikucurkan untuk operasionalisasi sistem ini. “Rerouting juga terus berjalan dengan penyempurnaan di lapangan karena ada beberapa hal yang masih menjadi persoalan. Salah satunya kurangnya petugas. Tapi mulai tahun lalu sudah ditambah sekitar 150 orang PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) untuk membantu Dishub mengurai kemacetan di lapangan,” jelas pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu.

Program penutasan kemacetan di Kota Bogor dengan pemberlakukan Sistem Satu Arah (SSA) di seputaran Istana dan Kebun raya Bogor, kata Bima, masih akan terus dilanjutkan. “Management rekayasa lalu lintas dijalankan, yang paling kentara di pusat kota. Sistem SSA dengan segala pro dan kontranya akan tetap dilanjutkan tapi dengan catatan adanya perbaikan dibeberapa titik yang terdampak SSA,” katanya.

Mengenai pelayanan keberhasilan, strategi utama Bima Arya dan Dedie Rachim yang akan terus dilanjutkan adalah bagaimana mengelola dan mengolah sampah mulai dari hulu. “Jadi kalau kita hanya fokus diujungnya saja tidak akan bisa. Saat ini jumlah Bank Sampah di Kota Bogor ada 233 unit pada 2017 atau naik dari 2014 yang hanya 10 unit. Kemudian TPS 3R ada 26 unit pada 2017 atau naik dari 12 unit pada 2014. Jauh melebihi target, sehingga dua tahun berturut-turut Pemkot Bogor meraih sertifikat Adipura,” bebernya.

Kemudian Bima Arya juga membahas mengenai penataan Pedagang Kaki Lima (PKL). Ia menyatakan masih akan menerapkan prinsip relokasi. “PKL dadakan kita tertibkan, PKL yang lama kita relokasi. Satpol PP dikerahkan untuk memastikan tidak ada PKL dadakan yang baru. Seperti yang sudah berjalan di beberapa tiitik seperti di Jalur R3 pedagang tanaman hias, di Taman Heulang dan PKL di Taman Kencana,” jelas suami dari Yane Ardian itu. (*)

Berita Terkait

Berikan Komentar