BMKG Lakukan Deteksi Titik Gempa di Kampung Jayasari, Bogor Selatan

Mediabogor.co, BOGOR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama dengan didampingi oleh pihak Kelurahan Ranggamekar, melakukan pendeteksian titik pusat gempa di Kampung Jayasari, RT 05 RW 05, Kelurahan Ranggamekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Jumat, 11 April 2025.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerjunkan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah II Tangerang Selatan dan Stasiun Geofisika Sukabumi BMKG

Langkah ini diambil pasca gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Bogor dan sekitarnya pada Kamis malam, 10 April 2025, pukul 22.16 WIB.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Sukabumi, Agung Sabtaji, menyatakan bahwa tim melakukan pengecekan langsung ke lapangan untuk memastikan dampak yang terjadi.

“Kita mengkategorikan dampak kerusakan dari beberapa aspek seperti kondisi bangunan, geologi tanah, dan hal lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, pihak BMKG juga memantau aktivitas gempa susulan. Hingga Jumat pagi, telah terdeteksi empat kali gempa susulan sejak pukul 06.00 WIB. Untuk meningkatkan keakuratan deteksi, BMKG memasang dua alat seismograf tambahan, masing-masing di Kantor Kelurahan Tanah Baru (Bogor Utara) dan Kelurahan Cikaret (Bogor Selatan).

“Kita juga ingin memastikan apakah pusat episenter yang teridentifikasi ini benar-benar lokasi utama dampak gempa. Jika ternyata tidak banyak kerusakan di pusat episenter, bisa jadi ada faktor lain seperti kualitas bangunan atau karakteristik tanah,” ungkap Agung.

Dalam survei tersebut, tim juga melakukan perekaman getaran alami tanah untuk mengkaji apakah karakter tanah termasuk kategori keras, lunak, atau medium.

“Biasanya, tanah keras akan meminimalisir dampak gempa terhadap bangunan. Namun, jika tanah lunak, dampaknya bisa jauh lebih signifikan,” ujarnya.

Agung juga menekankan bahwa gempa yang terjadi tidak berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung Gede, melainkan merupakan aktivitas tektonik akibat pergerakan Sesar Citarik.

“Sesar ini memanjang dari Pelabuhan Ratu, melewati Gunung Salak, Kota Bogor, hingga Bekasi. Yang mengagetkan, wilayah Bogor utara yang jarang mengalami aktivitas gempa, kini terdampak,” tambahnya.

Gempa yang dangkal ini menyebabkan getaran terasa kuat hingga ke permukaan. “Warga mungkin mendengar dentuman atau merasakan guncangan keras, karena kedalaman gempa sangat dangkal,” jelas Agung.

Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat untuk tetap tenang namun waspada.

“Gempa tidak bisa diprediksi, bahkan di negara maju sekalipun. Jika terjadi gempa susulan, segera lakukan evakuasi dan untuk segera keluar,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berikan Komentar