Ahli Waris dan Warga Kota Batu Geruduk Kantor Office BNR, Protes Dugaan Penyerobotan Lahan 3.000 Meter

Mediabogor.co, BOGOR – Puluhan warga bersama perwakilan ahli waris asal Desa Kota Batu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, mendatangi kantor Pengembangan perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR) yang di kelola oleh PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (GAP) yang berlokasi di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR), Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pada Rabu (15/10/2025).

Kedatangan mereka merupakan bentuk protes atas dugaan penyerobotan lahan seluas 3.000 meter persegi yang berada di ujung Pasar Bersih, Desa Kota Batu. Lahan tersebut diketahui merupakan milik keluarga Abdul Santoso, salah satu warga setempat.

Cecep, perwakilan ahli waris, menjelaskan bahwa warga datang ke kantor Office BNR untuk meminta kejelasan status lahan yang kini dipatok dan diklaim oleh PT. GAP.

“Awalnya lahan itu merupakan tempat pembuangan sampah dari BNR. Tidak ada yang mengurus, kami sudah lapor ke pihak BNR, Kecamatan Tamansari, dan Desa, tapi tidak ada realisasi. Akhirnya warga bergotong royong membersihkan sampah itu,” ungkap Cecep.

Namun, setelah wilayah tersebut dibersihkan, muncul patok dengan tulisan Tanah Ini Milik “PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (GAP) “, yang membuat warga dan pihak keluarga pemilik lahan terkejut.

“Setelah kami bereskan sampah, tiba-tiba muncul patok di atas lahan kami. Katanya mereka punya sertifikat. Padahal, sertifikat asli masih ada di kami. Jadi ini jelas ada dua sertifikat dan indikasi penyerobotan,” tegas Cecep.

Cecep menambahkan, pihaknya sempat diterima oleh perwakilan PT GAP, Dalam pertemuan itu, pihak perusahaan mengaku sudah melakukan transaksi atas tanah yang dimaksud.

“Kalau memang sudah ada transaksi, seharusnya surat-surat itu tidak lagi ada di keluarga kami. Tapi kenyataannya semua dokumen masih lengkap di tangan kami. Makanya kami minta dilakukan adu data secara terbuka, siapa yang lebih dulu memiliki sertifikat,” jelasnya.

Menurut Cecep, persoalan lahan itu juga berdampak terhadap lingkungan sekitar. Akibat tumpukan sampah di lokasi tersebut, pernah terjadi banjir yang menyebabkan tujuh rumah rusak dan satu warga meninggal dunia.

“Kami siap kapan saja untuk adu data. Kami bawa bukti, mereka juga bawa bukti. Yang penting diselesaikan secara terbuka dan adil,” terangnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi oleh wartawan, pihak PT GAP enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait persoalan tersebut. (Ery)

Berita Terkait

Berikan Komentar