
Agar Tidak Panic Buying
Agar Tidak Panic Buying
Mediabogor.com, BOGOR – Menyebarnya wabah pandemi virus Corona ada dari sebagian masyarakat yang panic buying. Mereka membeli kebutuhan pokok makanan dalam jumlah besar, agar tercukupi persediaannya selama isolasi. Kejadian ini bisa menularkan kepada orang lain, dan ini jangan sampai terjadi pada kita.
Orang yang memiliki kantong tebal, segalanya bisa dibeli apa yang diingatkan. Jika orang berkantong tebal ini melakukan panic buying akan menjadi masalah bagi orang lain. Barang-barang kebutuhan pokok akan segera habis dipasaran dan kaum papa hanya bisa gigit jari, karena tidak menemukan apa yang dia butuhkan.
Panic buying menjadi penomena viral beberapa waktu lalu, namun jangan sampai kita melakukannya. Karena hal itu menunjukkan jiwa yang rakus dan ketakutan berlebihan. Hal ini merupakan sikap egoisme pribadi tinggi yang membuat menurunkan imunitas tubuh.
Punic buying juga mencerminkan ketidakpedulian terhadap nasib buruk yang menimpa orang lain. Hal itu karena efek dari kapitalisme yang mengajarkan manusia yang berduit bebas melakukan apa yang diinginkan.
Berbeda dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan untuk peduli terhadap sesama. “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR: Bukhari dan Muslim). Begitulah mulianya ajaran Islam. Siapapun memiliki kesempatan untuk peduli dengan sesama, dengan membantu orang lain yang sedang kesusahan sesuai kesanggupannya.
Muslim yang baik tentu tidak akan melakukan panic buying karena akan merugikan orang lain. Justru bagi orang yang berkantong tebal, akan belanja barang dalam jumlah besar untuk dibagikan kepada saudara yang membutuhkan.
Sehingga sifat egoismenya akan berkurang, dan inilah yang menambah imunitas tubuh. Sikap inilah yang pas dalam masa pandemi saat ini.
Begitu indahnya islam, sikap pribadi saja bisa menjadi sedikit solusi atas masalah yang ada. Apalagi jika sikap islami ini dilakukan oleh penguasa dan pejabat, dengan menurunkan sikap egoisme pribadinya untuk kemaslahatan rakyat.
Begitulah sikap sahabat Nabi, Abu Ubaidah bin jariah saat menjadi panglima militer di Syam. Beliau menolak tawaran pergi ke Madinah saat wabah kolera menerjang. Beliau memilih isolasi agar tak menyebar ke tempat yang lain. Karena teringat pesan Nabi. Semoga semakin banyak orang yang berperilaku islami, dan rindu pada negara yang islami.
Deni Heryani
Berikan Komentar