
Ada Tembok Cina di Bukittinggi
mediabogor.com, Bukittinggi – Kini tak perlu jauh – jauh lagi ke Negeri Cina untuk hanya sekedar menikmati indah keajaiban dunia, Tembok Cina. Sebab kini, di Sumatera Barat punya kembaran Tembok Besar China. Namanya Jajang Koto Gadang di Bukittinggi, yang membentang panjang dan jadi tempat wisata seru.
Liburan ke Ranah Minang jangan lupa untuk mengunjungi Jajang Koto Gadang yang berada tidak jauh dari Kota Bukittinggi. Janjang Koto Gadang ini memiliki peranan tersendiri masyarakat sekitar. Dulu masyarakat Koto Gadang bila bepergian ke Bukittinggi maka akan melewati janjang ini.
Untuk bisa sampai ke tempat ini terdapat dua pintu masuk, pertama dari Nagari Koto Gadang, Kecamatan VI, Kabupaten Agam. Pintu kedua dari Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi yang dekat lobang Jepang dan janjang seribu. Dari objek wisata Jam Gadang sekitar 15 menit dan jika dari Kota Padang sejauh 97 km atau 2,5 jam.
Janjang atau dalam bahasa Indonesianya tangga ini sudah lama ada kira-kira sejak era tahun 1900-an. Namun, kondisinya saat itu masih seadanya. Dengan adanya jalan ini masyarakat Nagari Koto Gadang yang ingin berpergian ke Kota Bukittinggi lebih mudah. Tanpa ada janjang ini masyarakat harus berputar melalui jalur utama yang jarak dan waktu tempuhnya memakan waktu.
Saya bersama seorang adik bernama Tulus berkunjung ke janjang ini melalui pintu masuk dari Kota Bukittinggi. Perjalanan dimulai ketika melewati jembatan gantung ini. Lumayan takut karena posisi kita berada di atas ketinggian. Puluhan anak tangga sudah menanti. Kabarnya untuk sampai puncaknya atau titik pintu keluar, harus menaiki dan menuruni 315 anak tangga yang dapat dilalui dengan jalan kaki sepanjang lebih dari 1 km dengan lebar hampir 2 m dan tinggi dinding 1,5 m.
Setelah direnovasi sejak tahun 2011, janjang ini direkonstruksi sedemikan rupa sehingga memiliki bentuk menyerupai tembok yang ada di Tiongkok dan kini diberi nama Great Wall of Koto Gadang. Janjang yang diresmikan tahun 2013 oleh Menkominfo Ir H Tifatul Sembiring.
Sepanjang jalan hamparan ngarai membentang kiri kanan dilalui sungai Batang Sianok, pepohonan hijau yang memanjakan mata ditambah hawa sejuk perbukitan yang menambah nuansa yang berbeda di tempat ini.
Menariknya Great Wall of Koto Gadang ini dikelola secara swadaya oleh masyarakat sekitar. Tidak ada biaya masuk hanya saja disarankan pengunjung mengisi kota seikhlasnya untuk membantu biaya kebersihan. Paling membayar parkir motor Rp 2 ribu.
Terdapat beberapa spot untuk beristirahat, sebab jalur yang akan dilalui dominan mendaki. Tenang saja bila lelah ada penjual minuman dan makanan. Sesampai puncaknya terdapat beberapa kedai yang bisa pengunjung singgahi untuk melepas lelah setelah meniti janjang ini.
‘Great Wall of Koto Gadang’ menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Bukittinggi dan Kabupaten Agam yang banyak dikunjungi, sekaligus untuk berolahraga. Disamping itu juga untuk mengenang Pahlawan H Agus Salim dengan dibanguannya monumen dan surau. Jadi, bila ke Bukittinggi atau Koto Gadang dapat mencoba melihat pesona janjang bersejarah ini, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke Negeri Tirai Bambu untuk mencari tembok besar.
(sumber:detik.com)
Berikan Komentar