3.992 Porsi Didistribusikan, 50 Siswa Laporkan Gejala Keracunan di Kota Bogor

Mediabogor.co, ‎BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor memastikan sebanyak 50 siswa dari sejumlah sekolah mengalami dugaan gejala keracunan makanan setelah mengonsumsi menu Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan SPPG Batutulis 08 atau La Isola, pada Jumat (14/11/2025).

‎Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr. Sri Nowo Retno, mengatakan pihaknya langsung melakukan tindakan cepat mulai dari penanganan korban hingga penelusuran sumber dugaan keracunan. Ia menjelaskan bahwa pada hari ini, SPPG Batutulis 08 mendistribusikan total 3.992 porsi makanan ke 17 sekolah melalui tiga kloter.

‎“Kloter pertama pukul 07.00 WIB, sebanyak 1.547 porsi ke tujuh sekolah, termasuk SD Lawang Gintung 1, 2, dan 4 serta SD dan SMP Batutulis. Kloter kedua pukul 08.00 WIB, 1.052 porsi ke tujuh sekolah, termasuk SDN Batutulis 3, SMP–SMA–SMK PUI, dan SDN Lawang Gintung 1,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan.

‎”Kloter ketiga pukul 09.00 WIB, 1.393 porsi didistribusikan ke tiga sekolah yakni SMP, SMA, dan SMK Bakti Insani. Menu makanannya berupa nasi, ayam bakar, tumis jagung wortel, susu kotak, dan keripik tempe,” sambungnya.


‎Dari total 50 siswa yang melaporkan gejala, lima di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit, yakni satu pasien ke RS Ummi dan empat pasien ke RS Melania.

‎Seluruh korban mengeluhkan gejala berupa mual, muntah, diare, BAB berdarah atau berlendir, demam, pusing, menggigil, berkeringat, hingga nyeri perut.

‎”Gejala muncul cukup cepat, sekitar 10–30 menit setelah makanan dikonsumsi,” tuturnya.

‎Para korban awalnya ditangani di tiga puskesmas, masing-masing:

‎Puskesmas Bogor Selatan: 37 pasien, Puskesmas Bondongan: 12 pasien, Puskesmas Lawang Gintung: 1 pasien, Sebaran Asal Sekolah Korban

‎Dr. Retno merincikan, siswa yang terdampak berasal dari, SD Batutulis 3: 24 siswa, SD Batutulis 2: 11 siswa, SD Lawang Gintung 2: 2 siswa, SMK PUI: 12 siswa, SD Batutulis 1: 1 siswa


‎Sebagai tindak lanjut, Dinkes melakukan pemantauan ketat dan investigasi lebih lanjut.

‎“Kami akan terus memantau kemungkinan kasus tambahan, mengirim sampel makanan dan spesimen ke Labkesda, melanjutkan penanganan pasien di fasilitas kesehatan, serta memantau laporan dari rumah sakit, puskesmas, dan sekolah melalui sistem pelaporan daring,” jelasnya.

‎Dinkes juga mengimbau sekolah dan orang tua untuk waspada.

‎”Jika ada gejala serupa, segera lakukan pemeriksaan,” tegas dr. Retno.

Berita Terkait

Berikan Komentar