10 Dampak Buruk Menjadi LGBT

mediabogor.com, Bogor – LGBT adalah jargon yang dipakai untuk gerakan emansipasi di kalangan non-heteroseksual. Istilah itu berasal dari singkatan bagi lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual, untuk menunjukkan gabungan dari kalangan minoritas dalam hal seksualitas (Wikipedia.Com). Lesbian adalah wanita yang mencintai atau merasakan rangsangan seksual sesama jenisnya; wanita homoseks. Biseksual adalah (1) mempunyai sifat kedua jenis kelamin (laki-laki dan perempuan); (2) tertarik kepada kedua jenis kelamin (baik kepada laki-laki maupun kepada perempuan). (KBBI Luring). Gay adalah pria yang mencintai dan merasakan rangsangan seksual sesama jenis (pria lainnya). Transeksual adalah perilaku seksual yang menembus batas-batas kenormalan (abnormal).

Kerusakan pertama kaum ini adalah pada pikirannya dan yang kedua adalah pada informasi yang diserap. Seperti yang kami tampilkan pada tulisan-tulisan sebelumnya bahwa pengendali kehidupan manusia di bumi ini adalah otaknya. Jika hendak mempengaruhi dan mengubah seseorang maka seranglah pikirannya. Pikiran yang telah dibius oleh informasi tertentu selama beberapa waktu dan terus-menerus akan mempengaruhi sikap secara perlahan tapi pasti. Bisa dikatakan bahwa kaum LGBT adalah mereka yang pikirannya kosong (bodoh, tidak ada kerjaan dan atheis) yang terus-menerus terpapar oleh informasi yang salah selama beberapa waktu (menahun).

Kami dahulu mengenal beberapa orang yang sifatnya tomboy dan beberapa teman laki-laki juga agak kebanci-bancian. Sebenarnya hal ini bukanlah masalah besar melainkan ini hanya soal gaya hidup saja, it’s normal. Akan tetapi ketika seorang perempuan yang tomboy dan laki-laki yang ada bencong-bencongnya mengisi pikirannya dengan membaca tulisan, gambar, video dan karya-karya lainnya yang khas LGBT maka kisah hidup mereka kelak akan terjerumus pada dosa-dosa yang tragis.

Dampak buruk menjadi LGBT

Kami hendak mengajak lebih banyak orang untuk mulai berpikir jernih dan mempertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menjadi LGBT. Kerusakan kaum mereka bukan saja dalam hal penampilan melainkan lebih kepada kelainan seksual yang berlebihan. Pada dasarnya, semua ini berawal dari bias informasi yang diterima dan diyakini. Keadaan ini semakin diperparah dengan menurun, berkurang bahkan menghilangnya pengendalian diri terhadap hawa nafsu yang sesat. Berikut ini beberapa bahaya/ dampak buruk menjadi LGBT.

1. Haus akan pengakuan

Manusia yang gila pujian cenderung bisa diseret oleh orang lain untuk menjadi sesuatu. Misalnya, “mereka yang pintar-pintar menyuruhmu masuk ke dalam lumpur lalu memuji-muji kamu. Baikkah tindakanmu itu?” Kami perlu mengingatkan lagi kepada kita semua untuk senantiasa berhati-hati terhadap ketergantungan yang dirasakan selama ini. Jika sesuatu sudah membuatmu candu maka ada kecenderungan orang lain menggiringmu kepada hal-hal yang jahat. Daripada candu kepada manusia maka lebih baik candu kepada Tuhan dalam doa, firman dan nyanyian pujian.

2. Hubungan yang tidak direstui oleh pemerintah dan agama

Jaman sekarang, semakin minim negara yang merestui pernikahan LGBT. Hanya negara-negara sekuler – atheis di Uni Eropa sajalah yang masih mengizinkan pernikahan sejenis. Bahkan Paman Sam yang dari awal telah meng-acc-kan undang-undang inipun ikut mundur sehingga tidak lagi mempertahan pernikahan sejenis (laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan). Ini merupakan salah satu langkah yang luar biasa dari Presiden Trump. Mau bagaimana nasib hubungan pasangan ini kedepannya bila dua organisasi terbesar di dunia tidak mendukungnya?

3. Cenderung gonta-ganti pasangan

Hubungan antara dua manusia yang dari awalnya tidak sah maka kedepannyapun akan berjalan terpontang panting (pincang) sebab ada beberapa pihak yang tidak merestuinya termasuk lembaga pemerintah dan lembaga keagamaan. Kedepannyapun nasip dua pasangan ini akan menjadi sangat tidak jelas sehingga tujuan hidupnyapun ngawur bahkan rasanya tidak ada lagi arti hidup ini sehingga cenderung gonta-ganti pasangan demi berburu hawa nafsu sesat.

4. Beresiko menyebabkan penyakit seksual

Ada banyak penyakit seksual di zaman sekarang ini. Merupakan dampak kesehatan terhadap perilaku kaum ini yang cenderung mempraktekkan gaya bercinta yang aneh dan tidak pantas sekaligus beresiko merusak organ. Misalnya saja @nal seks yang dapat merusak otot puboccacygeus (otot kegel) sehingga membuat otot di sekitar dubur lemah dan sering lepas kendali (pup/ pipis di celana tanpa sadar). Selengkapnya, Praktek hubungan seksual yang kurang tepat

5. Biasanya menjadi atheis

Dampak sosial berikutnya saat anda memilih untuk menjadi seorang “penyuka sesama jenis” adalah tidak diakui oleh agam manapun khususnya di Indonesia. Andapun tidak mungkin memaksakan diri untuk berkeyakinan jika para petinggi disana saja melarang pengikutnya untuk menjadi LGBT. Akhirnya, penolakan semacam ini akan menggiringmu untuk menjadi seseorang yang tidak lagi percaya dengan keberadaan Tuhan lalu menjadi seorang atheis.

6. Gila akan kebutuhan materi

Biasanya mereka yang tidak memiliki Tuhan di dalam hati juga tidak memiliki prinsip hidup karena pikirannya sering bahkan selalu dalam keadaan kosong. Inilah juga yang mendorong otaknya mudah dihasut oleh orang lain (orang lain, iklan, televisi dan lainnya) dan pikiran cenderung melayang-layang kemana-mana. Sadar ataupun tidak hal-hal semacam inilah yang membuat seseorang cenderung menggilai (haus) materi.

7. Beberapa dijauhi oleh keluarga

Patut diketahui bahwa beberapa kaum keluarga tidak menyukai perilaku seks yang menyimpang semacam ini. Walau ada yang merasa tidak masalah namun kemungkinan untuk ditolak sangat besar. Akan muncullah masalah baru dimana anda membutuhkan dukungan namun tidak ada kaum keluarga yang datang sehingga andapun Mulai dari sini anda menyadari bahwa jalan yang dipilih selama ini telah merusak kehidupan.

8. Teman-temannya itu-itu saja

Beberapa teman yang awalnya belum kenal akan tetap ramah disisimu. Akan tetapi setelah mereka mengetahui kedok sebenarnya maka mulailah menjaga jarak dengan anda. Status sebagai pemilik orientasi seksual yang kacau balau akan membuat hidup kita berantakan. Semua ini telah menjauhkan kita dari pergaulan sehari-hari.

9. Beberapa lahan pekerjaan kurang menerima orang-orang semacam ini

Ada beberapa tempat kerja yang tidak menyukai kaum ini, bahkan saat melamar kerja saja maka orientasi seksualnya segera ditanyakan baik secara langsung (wawancara) maupun secara tidak langsung.Kita his infotiment.

10. Rentan stres

Ini merupakan akibat dari penolakan yang semakin luar biasa. Tanpa disadari, tekanan yang datangnya bertubi-tubi dari luar telah meluluh lantakkan suasana hati. Jika anda terus merenungi/ meratapi rasa sakit itu sehingga stres tidak akan pernah menjauh. Ini akan semakin diperparah jikalau hati belum benar-benar siap menerima buruknya situasi.

LGBT bukan masalah penampilan: setiap orang bisa saja menjadi tomboy atau gayanya agak kemayu tetapi mereka yang menjadi LGBT (lesbian, gay/ homoseksual, biseksual, transeksual) lebih menekankan tentang kelainan seksual. Otaknya yang telah dilemahkan, dirusak lalu ditata ulang (dicuci) oleh media informasi yang bertebaran di luar sana, baik yang online maupun yang offline. Keadaan ini semakin diperparah oleh karena ketidakmampuan mengendalikan hawa nafsu yang berlebihan. Oleh karena itu, untuk mencegah pencucian otak semacam ini, alangkah lebih baik jikalau anda lebih selektif dan kritis menyimak informasi sembari memfokuskan pikiran kepada hal-hal yang baik dimana salah satu penjaga yang setia dan ajaib adalah dengan senantiasa memfokuskan pikiran pada doa, membaca firman dan nyanyian pujian.

 

 

Artikel ini telah tayang di lasealwin.com dengan judul 10 Dampak Negatif Menjadi LGBT, Kamu Bisa Jadi Tomboy dan Agak Kemayu Tapi Jangan Jadi LGBT

Berita Terkait

Berikan Komentar